Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesenjangan Masyarakat Saat Ini Sama dengan Situasi sebelum Krisis 1997

Kompas.com - 08/12/2014, 10:10 WIB

PALU, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago, mengatakan, kesenjangan antara penduduk kaya dan miskin alias rasio Gini saat ini sudah mencapai 0,43. Hal itu menunjukan, kondisi kesenjangan antara si kaya dan si miskin sudah dalam situasi berbahaya yang bisa meledak.

"Rasio Gini ini sudah lampu kuning, sama dengan situasi sebelum meledaknya krisis 1997-1998," kata Chaniago, saat menghadiri pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Regional, di Palu, Sabtu (6/12/2014).

Dia mengatakan, masih banyak daerah tingkat rasio Gini-nya lebih tinggi dari rata-rata nasional berada pada kisaran 0,44 dan 0,45.

Kondisi itu, kata dia, berbahaya ketika bertemu dengan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi terjadinya gejolak. "Ini bahaya. Bisa meledak," katanya.

Rasio Gini atau koefisien Gini merupakan instrumen statistika yang dirumuskan ahli statistika sekaligus ahli sosiologi Italia, Corrado Gini, para 1912, pada tulisan ilmiahnya, Variabilitas dan Mutabilitas.

Chaniago mengatakan, dalam kondisi negara seperti itu dibutuhkan ketahanan nilai-nilai norma prilaku dalam berbangsa dan bernegara.

Dia mengatakan, untuk merumuskan sasaran pembangunan salah satu yang dibutuhkan adalah penguatan norma untuk meningkatkan kaulitas hidup manusia dan masyarakat.

"Mandat kita ke depan kita harus letakkan mental pembangunan manusia, setalah itu baru kita bangun kecerdasannya," katanya.

Chaniago mengatakan, bangsa yang maju bukan hanya bangsa sehat tetapi juga norma perilakunya. Tanda-tandanya kata dia, konflik yang rendah, tidak merusak kepentingan umum.

Norma ini kata dia juga dibutuhkan dalam dunia bisnis, sehingga pelaku bisnis tidak saja sekadar untung dengan melupakan hak-hak orang lain, merusak lingkungan ataupun menguras sumber daya alam. "Wajib punya norma kalau mau jadi negara yang unggul," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

Whats New
Harga Emas Dunia Anjlok, Ini Penyebabnya

Harga Emas Dunia Anjlok, Ini Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com