“Kadang-kadang hal yang membuat kita tidak tegak sebagai profesional adalah adanya intervensi. Karena itu, tegakkan profesionalisme sebaik-baiknya, karena tugas kita ke depan begitu berat,” kata Sudirman di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (8/12/2014).
Menurut Sudirman, seorang profesional akan sulit bergerak ketika sudah tidak lagi independen. Sudirman melihat, tim Dwi Soetjipto—Direktur Utama Pertamina—kali ini cukup lengkap dengan masing-masing personel bisa saling melengkapi.
Dwi sebagai sosok senior di perusahaan pelat merah, kata Sudirman, diharapkan bisa memimpin anggota direksinya yang mayoritas masih berusia di bawah 50 tahun.
Sudirman juga berpendapat bertemunya anggota direksi yang berlatar belakang internal Pertamina dengan orang-orang berpengalaman dari luar perusahaan tersebut akan menjadi kombinasi yang sangat baik pula. “Jadi campuran antara perubahan dan kontinuitas,” sebut dia.
Latar belakang yang beragam dari setiap personel direksi baru Pertamina juga tak luput dari sorotan Sudirman. “Ada Dwi (Dwi Wahyu Daryoto) dari Price Waterhouse Consultant, ada Arief (Arief Budiman) dari McKinsey. Kedua konsultan besar ini akan membawa metodologi yang sangat kredibel,” ujar dia memberikan contoh kontribusi dari perbedaan tersebut.
Adapun untuk jajaran direksi yang berasal dari internal Pertamina, Sudirman berharap mereka bisa membawa angin segar terhadap perkembangan Pertamina ke depan. Empat dari tujuh direksi baru Pertamina berasal dari kalangan internal, yakni Yenni Andayani, Ahmad Bambang, Rachmad Hardadi, serta Syamsu Alam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.