Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ongkos Telepon dan SMS Bakal Turun?

Kompas.com - 12/12/2014, 10:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Laju pesat pengguna data telepon seluler (ponsel) ibarat bara dalam sekam. Operator seluler kini kelimpungan setelah pengguna pesan singkat (SMS) dan telepon (voice) mulai menyusut.

Masalahnya, di tengah tren penurunan pengguna SMS dan telepon, operator seluler tetap harus membayar tarif interkoneksi. Ini adalah biaya yang dibayar operator kepada operator lain yang menjadi tujuan telepon atau SMS.

Sebagai gambaran, di laporan keuangan September 2014 terlihat, tarif interkoneksi ini jadi beban bagi operator. Rata-rata penerimaan jasa interkoneksi lebih kecil ketimbang beban yang ditanggung.

Lihat saja, pendapatan interkoneksi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Rp 3,63 triliun tapi bebannya Rp 3,68 triliun. Jadi total defisit Rp 44 miliar.

Sementara pendapatan interkoneksi PT XL Axiata Tbk Rp 2,32 triliun dan beban Rp 2,57 triliun sehingga defisit Rp 252 miliar. Kondisi PT Indosat Tbk lebih parah lagi. Dari beban interkoneksi Rp 1,93 triliun, pendapatannya cuma sebesar Rp 1,54 triliun, sehingga defisit Rp 381 miliar.

Kondisi inilah yang membuat operator menyorakkan agar pemerintah memangkas biaya interkoneksi. Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Hasnul Suhaimi menuding, tarif interkoneksi yang mahal membikin pelanggan beralih ke jenis komunikasi serupa berbasis data yakni  instant messaging dan telepon internet (VoIP).

Sebagai gambaran, tarif interkoneksi pada 2012 sebesar Rp 23 per SMS. Awal tahun 2014 menjadi Rp 24 per SMS. Tarif interkoneksi kepada pelanggan sudah termasuk  komponen margin operator.

Sementara bisnis data yang melaju pesat tak banyak memberikan cuan. Tarif data yang dijual di pasaran saat ini rata-rata Rp 15.000 per gigabyte (GB) sedangkan operator merogoh biaya operasional sebesar Rp 49.000 per GB.

Hitungan Hasnul, dari bisnis SMS dan telepon, operator seluler bisa mencuil margin hingga 16%. Sementara, bisnis data justru minus 5 persen-10 persen.

Karenanya operator mendesak pemerintah memangkas tarif interkoneksi. "Interkoneksi perlu ada, kalau bisa diturunkan setengahnya," kata Hasnul, Kamis (11/12/2014).

PT Telkom juga sependapat. Namun, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Telkom Indra Utoyo belum bisa menyebut besar tarif yang diinginkan.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara tampaknya tak keberatan dengan usulan ini. "Kami meminta laporan dulu dari para operator seluler dan dari ATSI (Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia) untuk merumuskan dan mengumpulkan data-data ini," ujar Rudiantara .

Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonot Harsono mengingatkan, tarif interkoneksi tetap diperlukan. Dengan tujuan untuk menghindari spamming di jaringan operator lain. (Merlinda Riska)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com