Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemhub Minta Jalur Tol Laut Dikaji Ulang

Kompas.com - 12/12/2014, 12:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemhub) meminta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meninjau kembali desain dan konsep jalur dalam proyek jalur tol laut. Saat ini. Bappenas masih menyusun desain dan konsep proyek ini.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemhub, Bobby R. Mamahit mengatakan, permintaan ini didasarkan pada beberapa pertimbangan. Salah satunya berkaitan dengan ketersediaan pelabuhan yang akan digunakan dalam proyek jalur tol laut ini.

Dalam konsep yang disampaikan Bappenas, proyek jalur tol laut ini akan melibatkan 24 pelabuhan. Ke-24 pelabuhan ini  akan dibangun dan dikembangkan. Dari hasil perhitungan sementara, total anggaran proyek tol laut ini mencapai Rp 699,99 triliun.

Bobby mengatakan, dari 24 jumlah pelabuhan yang terdapat dalam konsep tol laut,  terdapat pelabuhan yang mendapat catatan khusus dari Kemhub, yakni Pelabuhan Cilacap dan Pelabuhan Palangkaraya.

Menurut Kemhub, Bappenas perlu meninjau kembali keberadaan pelabuhan ini. "Pelabuhan Cilacap misalnya, sebaiknya jangan dimasukkan," ujar Bobby kepada Kontan, Rabu (10/12/2014).

Pelabuhan Cilacap dianggap terlalu jauh dari jalur tol laut yang lain. Selain itu wilayah ini minim arus peti kemas. Ditambah lagi, pelabuhan Semarang sudah dilewati tol laut ini sehingga Cilacap tidak diperlukan.

Sedangkan Pelabuhan Palangkaraya tidak cocok karena posisi pelabuhan ini di tengah pulau, sehingga kurang tepat dikembangkan sebagai pelabuhan untuk tol laut.

Perhatikan aspek lain

Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengingatkan pemerintah, dalam mengembangkan dan membangun pelabuhan tol laut ini harus memperhatikan banyak hal. Seperti lokasi, kedalaman laut, arus muatan barang, dan sifat alami pelabuhan. "Misalnya di Kalimantan, kalau pelabuhan ada di muara sungai, ada ancaman sedimentasi yang besar, ini harus dipertimbangkan," kata Setijadi.

Besarnya nilai proyek serta harapan tinggi dari masyarakat yang tertuju pada proyek tol laut ini membuat pemerintah harus mempertimbangkan aspek lain agar program ini berjalan sesuai rencana.

Sekedar informasi, berdasarkan perhitungan terakhir, nilai investasi untuk mengembangkan pelabuhan saja di 24 pelabuhan mencapai Rp 39,5 triliun. Adapun investasi untuk pengadaan kapal mencapai Rp 53,19 triliun.

Proyek tol laut sejatinya merupakan pengembangan dari proyek Pendulum Nusantara yang digulirkan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) pada tahun 2012 silam.

Konsep Pendulum Nusantara yang gagal dieksekusi era pemerintahan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini berencana untuk menghubungkan sejumlah pelabuhan guna menurunkan ongkos logistik dan pengangkutan barang serta melakukan modernisasi pelabuhan di Indonesia. Kini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal membuat konsep serupa dengan nama tol laut. (Agus Triyono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com