Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalahkan Doktor Lulusan Oxford, Kakak Adik Ini Mendunia

Kompas.com - 14/12/2014, 09:09 WIB

KOMPAS.com —
Terlahir dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan tak lantas membuat Arfian Fuadi dan M Arie Kurniawan berkecil hati. Mereka justru punya mimpi besar. Tak ada yang menyangka, dua kakak beradik asal Salatiga, Jawa Tengah, ini sekarang sukses.

Mereka adalah tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK). Arfian lulus dari SMKN 7 Semarang pada 2005. Adapun adiknya, Arie, menamatkan sekolah di SMKN 3 Salatiga pada 2009.  Namun, passion bidang teknik melekat erat pada diri Arfian dan Arie. "Sejak kecil, kami menyukai hal-hal yang berbau desain," kata Arfian yang sempat menjadi penjual susu dan tukang tambal ban selepas lulus SMK ini.

Meski demikian, dulu dia tidak punya kesempatan untuk mendalami bidang desain secara formal. Arfian kerap meminjam komputer sepupunya untuk mengasah kemampuan desain. Tak jarang pula, dia menjelajahi dunia maya untuk belajar mengenai teknik desain.

Pada 2009, Arfian sempat bekerja di Kantor Pos. Dari seorang penjaga malam, dia dipercaya menjadi petugas di loket pengiriman surat. Dari pekerjaan itu, Arfian bisa menabung untuk membeli komputer bekas. "Dari tabungan terkumpul Rp 1,5 juta dan diberi tambahan uang dari ayah, hingga saya bisa beli komputer," ujarnya.

Bermodal komputer bekas itu, Arfian mendirikan perusahaan desain, Dtech-Engineering pada 2009. Dtech merupakan perusahaan desain mekanik. Lingkup bisnis mereka adalah mechanical engineering, mechanical designing, product design, serta finite element analysis.

Tak perlu menunggu lama, Dtech langsung mendapatkan klien yang berbasis di Jerman. Arfian mengatakan, tak sulit mendapatkan klien internasional. "Saya daftar di salah satu situs freelance, Elance.com. Lewat situs itu, semua perusahaan yang butuh tenaga desain bisa langsung menghubungi Dtech," kata dia.

Proyek pertama Dtech adalah  membuat desain komponen alat ukur perangkat medis. Dari proyek pertamanya, Dtech mendapat penghasilan 15 dollar AS, yang langsung terpakai untuk membeli software pendukung proses desain.

Tak hanya untuk mencari proyek, situs itu juga memungkinkan klien Dtech memberikan feedback. Jadi, calon klien bisa tahu kualitas pekerjaan Arfian dan Arie. Hal ini memungkinkan Dtech mengantongi referensi. Bahkan, klien bisa memberikan nilai kepuasan bekerja sama dengan Dtech.

Selama lima tahun berjalan, Dtech selalu mendapat nilai bagus dalam hal kualitas. Terbukti, customer satisfaction ranking perusahaan ini mencapai angka 4,98 dari 5. Elance.com sebagai situs freelance terbesar di dunia malah memberikan nilai 5 dari 5.

Di samping itu, sekitar 40 persen–60 persen klien Dtech merupakan repeat customer. Bahkan, Arfian dan Arie sering menolak proyek. Bukannya sombong atau pilih-pilih, penolakan itu karena proyek yang datang pada saat bersamaan terlalu banyak. Maklum, Dtech hanya tim kecil yang terdiri dari tujuh orang. "Dalam sebulan, ada sekitar 30–40 order yang terpaksa tidak diterima," tandas Arfian.

Sejauh ini, Dtech sudah melayani lebih dari 150 klien dari berbagai belahan dunia, seperti Amerika, Eropa, Singapura, Australia, dan Selandia Baru. Order yang diterima pun sangat beragam, mulai dari membuat gantungan kunci yang kecil sampai membuat sasis mobil dan ultralight aircraft.

Setiap bulan, Arfian biasanya mengerjakan 10 hingga 20 proyek. Namun, bila proyek yang dikerjakan berskala besar, mereka hanya menerima lima proyek. Tiap proyek desain dikerjakan dalam kurun waktu yang sangat beragam. "Ada proyek yang selesai dalam waktu beberapa jam, tetapi ada juga yang sampai setahun," ucap dia.

Kerja sama dengan klien tak hanya berdasarkan proyek. Arfian mengatakan, ada juga klien yang menerapkan sistem kontrak selama enam bulan. Tarif yang dipatok Arfian dan Arie saat ini sekitar Rp 175.000 atau sekitar 15 dollar AS–20 dollar AS per jam untuk tiap orang.

Tertipu klien
Bekerja sama dengan klien dari luar negeri disebut keduanya sebagai pengalaman menarik. Menurut pengamatan mereka, klien mancanegara lebih terbuka dan fleksibel.

Meski tak punya gelar akademik, klien tak pernah meremehkan karya mereka. "Klien tak mempermasalahkan ijazah, berbeda klien lokal yang masih memandang gelar," kata Arfian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com