Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Impor, Pemerintah Berharap Pabrik Lokal Produksi "Raw Sugar"

Kompas.com - 16/12/2014, 10:11 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah berharap perusahaan gula nasional bisa memproduksi gula mentah (raw sugar), sehingga dapat mengurangi impor. Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan kebutuhan raw sugar per tahunnya mencapai 3 juta ton. Sayang, hingga saat ini belum ada pabrik lokal yang bisa memproduksi raw sugar.

“Memang belum ada (pabrik raw sugar). Kebutuhan industri hampir 3 juta ton per tahun. Itu raw sugar ya, bukan gula rafinasi,” kata Husin ditemui di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (15/12/2014).

Husin menuturkan, dengan asumsi satu pabrik bisa menghasilkan 300.000 ton per tahun – seperti pabrik di Lamongan – maka dibutuhkan 10 pabrik baru. Adapun rendemen yang bisa memenuhi spesifikasi industri di kisaran 9-10 persen.

Pemerintah, kata Husin mengatakan sebetulnya sudah memiliki roadmap pembangungan industri gula nasional. Namun, ketersediaan lahan disebut sebagai salah satu kendalanya. Misalnya, kata dia, untuk membuat pabrik yang memproduksi gula rafinasi saja dibutuhkan lahan seluas minimal 10.000 hektar. Dengan luasan sebesar itu, maka pembangunan pabrik baru dikatakan ekonomis. Dukungan pemerintah daerah diharapkan bisa menjadi satu alternatif solusi.

“Iya (pemerintah akan berikan insentif). Tapi untuk mendapatkan lahan kan tidak gampang. Paling enggak misal di Lamongan dari bupati ada dukungan lahan pertaniannya sekitar 17.000 hektar untuk tebunya,” kata dia mencontohkan dukungan Pemda.

Husin lebih lanjut mengatakan, raw sugar dibutuhkan utamanya oleh industri makanan dan minuman. Permintaan dari industri makanan dan minuman yang tinggi atas raw sugar, mau tidak mau direspon dengan impor. Atas dasar itu, Husin pun berharap industri gula nasional bisa memproduksi raw sugar.

“Kita dorong kalau bisa industri gula nasional itu bisa memproduksi raw sugar sehingga kita tidak perlu impor lagi,” ucap dia.

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, ditemui di Gudang Bulog Divre Jakarta-Banten, Senin pagi mengatakan, industri makanan dan minuman memiliki spesifikasi gula tersendiri dari gula produsi petani. “Makanan dan minuman itu punya standar dan kualitas yang berbeda. Enggak bisa maksain harus pakai gula ini atau gula itu. Kalau harus pakai gula dalam negeri, itu produksinya harus memenuhi standar yang sudah diberlakukan oleh mereka (industri),” ujar Rachmat.

Dia pun bilang, saat ini belum ada pabrik di Indonesia yang bisa membuat raw sugar untuk gula rafinasi sebagai bahan baku industri makanan dan minuman. Oleh karena itu, untuk mencukupi permintaan industri, satu-satunya cara yang ditempuh saat ini melalui importasi. “Satu-satunya cara ya cuma satu, kita mesti impor enggak bisa kalau kita enggak impor,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

Work Smart
Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Whats New
Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Whats New
Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com