Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang MEA Harus Dimanfaatkan

Kompas.com - 17/12/2014, 13:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah semakin dekat. Indonesia harus mampu memanfaatkan integrasi negara-negara anggota ASEAN yang akan dimulai pada 31 Desember 2015 ini, untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN I Gusti Agung Wesaka Puja, mengatakan, pembentukan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Sebaliknya, MEA menyimpan peluang yang dapat dimanfaatkan dan dimenangkan oleh Indonesia.

"Pasar Indonesia mencapai 250 juta orang, tetapi pasar ASEAN itu mencapai 625 juta orang. Jadi, kita punya memasuki pasar yang lebih luas, sebesar 275 juta," imbuh Waseka, dalam keterangan resmi, Rabu (17/12/2014).

Dia menggarisbawahi harapan Presiden Joko Widodo bahwa dalam menyambut MEA, diharapkan Indonesia dapat menyerbu pasar-pasar di negara lain. Dengan begitu kestabilan ekonomi dalam negeri bisa dijaga.

Selain itu, Indonesia juga perlu menjadi bagian penting dari rantai produksi regional maupun global.

Presiden Jokowi saat menghadiri KTT ke-24 ASEAN di Myanmar pun menekankan tiga hal untuk mewujudkan harapan tersebut. Pertama, mempercepat pembangunan infrastruktur dan konektivitas di negara ASEAN, antar negara ASEAN dan dengan negara mitra. Kedua, dengan melakukan kerjasama investasi, industri, dan manufaktur, yang lebih erat diantara negara-negara anggota ASEAN. Dan ketiga, adalah meningkatkan perdagangan intra negara ASEAN yang saat ini masih rendah, baru 24,2 persen.

Diharapkan, dalam lima tahun ke depan, nilai perdagangan intra ASEAN setidaknya bisa mencapai 35-40 persen. Untuk memastikan keberlanjutan pembangunan Masyarakat ASEAN, ASEAN sedang menyusun Visi Masyarakat ASEAN Pasca 2015.

"Dalam hal ini, Presiden RI juga menyampaikan dua aspirational goals sebagai elemen dari visi dimaksud, yaitu menggandakan PDB ASEAN dari 2,2 triliun dollar AS menjadi 4,4 triliun dollar AS, dan memangkas separuh persentase kemiskinan di kawasan ASEAN dari 18,6 persen menjadi 9,3 persen pada 2030," ucap Waseka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com