Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah Terhadap Dollar AS, Pemerintah Genjot Ekspor dan Berikan Insentif

Kompas.com - 17/12/2014, 14:06 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan memberikan insentif setelah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat melorot. Insentif diberikan untuk meningkatkan ekspor dan investasi sehingga Indonesia mendapatkan keuntungan walau dollar AS meningkat.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menjelaskan, dengan meningkatnya ekspor, maka Indonesia mendapat keuntungan besar karena barang yang diekspor dibayar menggunakan dollar AS. Ekspor yang bisa digenjot adalah coklat, kopi, udang, karet, sawit dan sebagainya.

"Tentunya bahwa sekarang setiap orang yang mendapat 1 dollar AS dia akan dapat rupiah lebih banyak, itulah insentif yang penting sebenarnya," kata Kalla, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (17/12/2014).

Lainnya, kata Kalla, insentif dapat diberikan pada pihak yang akan berinvestasi di Indonesia. Kalla yakin Indonesia tetap menjadi pilihan berinvestasi jika fasilitas yang diberikan pemerintah tidak terlalu menyulitkan.

"Insentif untuk investasi di Indonesia, Dengan infrastruktur lebih baik juga itu harus insentif, jadi tidak hanya dalam bentuk uang, tapi fasilitas yang baik, itu juga insentif," ujarnya.

Di lokasi yang sama, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan, bentuk insentif yang diberikan pemerintah untuk menghadapi penurunan nilai tukar rupiah pada dollar AS tidak harus berbentuk fiskal. Ia pastikan, pemerintah akan melakukan semua hal yang dianggap mampu mendorong peningkatan ekspor termasuk memberikan tax holiday atau tax allowance pada investor yang mampu meningkatkan ekspor Indonesia.

"Tax allowance, itu saja belum dimanfaatkan, dipermudah mendapatkannya," ucap Bambang.

Berdasarkan referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Selasa (16/12/2014) pagi, kurs rupiah berada di level 12.900 per dollar AS. Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) berada di level 12.900 per dollar AS yang menjadi level terendah sejak Mei 2013. Menurut data Bloomberg, anjloknya rupiah tak separah yang dialami oleh mata uang Rusia, rubel, yang sejauh ini telah melemah hingga 9,3 persen.

Sementara itu, mata uang lira Turki telah melorot sebesar 3,3 persen kemarin, dan rand Afrika Selatan yang telah turun 1,4 persen. Bloomberg mencatat dana asing yang keluar dari pasar emerging market mencapai 2 miliar dollar AS. Khusus dari pasar Indonesia, dana asing yang telah keluar dari pasar surat utang pemerintah mencapai Rp 10,2 triliun dan sebesar 243 juta dollar AS dari pasar saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com