Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Terpuruk, SBY Berbagi Pengalaman soal Mengatasi Krisis

Kompas.com - 18/12/2014, 10:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyikapi anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono rupanya tidak betah untuk berdiam diri. Dalam akun twitter resminya, pria yang akrab disapa SBY ini pun berbagi pengalaman dia selama menjadi presiden dalam 2 periode.

"Skrg, sy ingin berbagi ilmu & pengalaman. Berikut bagaimana sy & para pembantu sy atasi krisis. Sebagian mengenalnya sbg SBYnomics," cicit SBY Kami (18/12/2014) dini hari tadi.

Dia pun menceritakan bahwa dirinya telah menyampaikan mengenai tantangan yang tidak ringan terhadap ekonomi Indonesia, sejak Oktober 2013.  Kala itu, dia sebagai Ketua APEC menyampaikan bahwa semua emerging economies, termasuk Indonesia, menghadapi tantangan yang berat.

Tantangan itu, sebut SBY, antara lain berupa pelambatan pertumbuhan, menurunnya nilai tukar, jatuhnya harga komoditas pertanian dan mineral.

"Bahkan saya sampaikan era dollar murah sudah usai. Saya perkirakan nilai tukar rupiah kita th 2014 tembus Rp 12.000 per 1 dolar AS," twitnya.

SBY menyebutkan, dirinya tak pernah menjanjikan rupiah akan menguat bahkan di bawah Rp 10.000 per dollar AS, karena mengetahu situasi ekonomi dunia.

Nilai tukar rupiah, lanjut dia,  saat ini ditentukan oleh faktor supply-demand, kebijakan moneter bank sentral AS alias Federal Reserve, dan juga spekulasi pasar.

Ia menyebutkan, tekanan ekonomi tersebut ada yang bersifat global seperti dampak kebijakan Bank Sentral AS, turunnya pertumbuhan Tiongkok, dan stagnasi ekonomi Eropa.  Serta ada juga yang bersifal nasional, misalnya defisit perdagangan dan anjloknya nilai ekspor kelapa sawit, batubara, dan sebagainya

"Itulah sebabnya selaku Presiden saya tetapkan pertumbuhan yg realistik - sekitar 5-6 %. Saya tahu situasi global, kawasan & nasional," sebutnya,

"Saya tidak memberikan angin surga - ekonomi kita akan tumbuh tinggi hingga 7 %. Semua negara menurunkan angka pertumbuhannya," cicitnya lagi.

Ia menyatakan, dirinya menyadari porsi sumber pertumbuhan dari neto ekspor-impor mengalami penurunan, karenanya menjaga investasi penting. Namun, lanjut dia,  situasi perekonomian global tetap menekan investasi di Indonesia, kendati iklim, perizinan dan infrastruktur terus diperbaiki.

"Karenanya, sumber pertumbuhan yg sungguh kita jaga adalah konsumsi rumah tangga & pembelanjaan pemerintah. Hasilnya lumayan," sebut SBY

Pada kesempatan itu juga, ia berharap pemerintah memberikan penjelasan kepada masyarakat Indonsia. "Rakyat & pasar (dalam & luar negeri) sungguh menunggu penjelasan, kebijakan & langkah-langkah cepat & tepat pemerintah," sebut Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Meski demikian, ia meminta masyarakat tidak cepat menyalahkan pemerintah. "Beri Pak Jokowi kesempatan & berikan pula dukungan utk atasi masalah ini," cicitnya lagi.

SBY pun meminta, pemerintah tidak gemar menyalahkan pihak lain. Karena, sebut dia, sejak 20 Oktober  2014 tugas dan tanggung jawab sudah berada di tangan pemerintahan Joko Widodo.

baca juga: SBY Merasa Dijadikan "Kambing Hitam" atas Terpuruknya Rupiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com