Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Melemahnya Rupiah terhadap Dollar Hanya Temporer

Kompas.com - 18/12/2014, 17:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan melemahnya rupiah terhadap dollar hanya bersifat temporer lantaran adanya antisipasi terhadap hasil rapat federal open market committee (FOMC) yang akan menaikkan tingkat besaran suku bunga.

Dia justru mengimbau, penguatan dollar ini dijadikan momentum bagi pelaku sektor manufaktur untuk mengambil manfaat.

“Karena sektor manufaktur bukan komoditas. Jadi ini menguntungkan. Maka ambil manfaat dan kesempatan untuk mengekspor sektor manufaktur,” kata Bambang kepada tim Kompas TV.

Sektor manufaktur meliputi antara lain industri tekstil, pakaian, komponen, dan usaha pengalengan. Pemerintah sendiri saat ini mengurangi impor yang menggunakan mata uang dollar dan lebih menguatkan sektor ekspornya.

Sudah beberapa hari ini rupiah melemah hingga hampir mencapai titik Rp 13.000, tetapi hari ini tekanan rupiah mulai mereda. Bambang meyakinkan masyarakat untuk tidak khawatir dengan kondisi ini karena hal ini selalu terjadi setiap rapat FOMC menjelang Amerika Serikat melakukan normalisasi kebijakan moneter.

“Ada ekspektasi yang tinggi para pelaku pasar dengan cara mengambil posisi terlebih dahulu agar untung di awal karena perekonomian Amerika kian membaik,” kata Bambang.

Namun demikian, Bambang mengatakan, mata uang rupiah menguat terhadap mata uang yen, Australia, ringgit, dan Korea. Dibandingkan negara lain, melemahnya rupiah tidak sebanding dengan yang terjadi di Rusia atau Turki, misalnya.

“Rusia melemah tajam sehingga otoritas moneternya melakukan policy dari 10,5 persen menjadi 17 persen sehingga naik 650 poin,” katanya.

Untuk mengetahui wawancara lengkap terhadap melemahnya mata uang kita terhadap dollar, saksikan wawancara Menteri Keuangan hanya di Kompas Petang pukul 16.30-18.30. (BERNADA RURIT/ Kompas TV)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com