"Tujuannya (subsidi) tetap itu supaya APBN itu tidak kerap berubah. Jadi, kalau bisa, tidak ada APBN-P lagi," kata Faisal, Minggu petang (21/12/2014).
Menurut pengamatan akademisi Universitas Indonesia itu, selama 10 tahun terakhir ini, pemerintah selalu melakukan revisi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Salah satu penyebabnya adalah perubahan harga minyak yang berdampak terhadap subsidi BBM.
Faisal berpendapat, APBN-Perubahan menyebabkan semua postur anggaran berubah. Pasalnya, banyak sekali pengeluaran dalam APBN itu menggunakan persentase.
"Jadi, kalau subsidinya naik, kan postur APBN-nya naik secara keseluruhan. Kalau postur APBN-nya naik, anggaran pendidikan kan naik karena 20 persen dari postur APBN. Anggaran pertahanan juga naik, anggaran otonomi daerah juga naik. Jadi, ini yang menyebabkan instabilitas perekonomian, khususnya anggaran," kata Faisal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.