Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faisal Basri: Kami Tidak Mau "Grasa-grusu" Bubarkan Petral

Kompas.com - 25/12/2014, 10:38 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Reformasi Tata Kelola Migas mengaku belum bisa mengeluarkan rekomendasi pembubaran Pertamina Trading Energy Limited (Petral) meskipun berjanji akan tetap berupaya mengeluarkan rekomendasi kedua sebelum pergantian tahun.

"Kami tidak mau grasa-grusu gitu bubarkan Petral, tetapi besoknya muncul mafia baru," ujar Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri di kantor tim tersebut, Rabu (24/12/2014).

Saat ini, kata dia, Tim Anti-Mafia Migas, sebutan lain untuk tim ini, masih terus melakukan kajian dan berdiskusi soal keberadaan Petral, anak perusahaan Pertamina di Singapura ini.

"Kami itu men-challenge diri kami sendiri. Tidak ada tim sok tahu. Kami rekomendasikan Petral seperti apa, (rekomendasi) yang terbaik," kata Faisal.

Sebelumnya, setelah melalui serangkaian analisis dari diskusi dan pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan, tim ini merekomendasikan penghentian impor bahan bakar minyak beroktan (Research Octane Number/RON) 88 atau premium.

Dalam rekomendasi perdana itu, Tim Reformasi Tata Kelola Migas merekomendasikan pula Pertamina mengimpor saja bahan bakar minyak minyak RON 92 alias pertamax. (Baca: Tim Anti-Mafia Migas Kantongi Dokumen Petral "Olah" Premium di Malaysia).

Faisal juga sudah menyampaikan bahwa upaya pembubaran Petral bukan tidak pernah dilakukan. Salah satu upaya, sebut dia, dilakukan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan pada 2012. (Baca: Pada 2012, Sudah Ada Upaya Bubarkan Petral).


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com