Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuda Patok Pertumbuhan Bisnis 12 Persen pada 2015

Kompas.com - 29/12/2014, 15:03 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk tetap berusaha tumbuh ditengah situasi ekonomi makro yang tak kondusif. Oleh karena itu, tahun depan, Garuda akan menurunkan speed pertumbuhannya menjadi 10-12 persen.

"Jadi makanya, Garuda akan tetap melakukan partumbunan terhadap produksi tetapi pada kecepatan yang lebih rendah. Jadi growth kita tahun ini 19-20 persen, tahun depan mungkin cuma 10-12 persen untuk kapasitas angkutannya," ujar Direktur Utama Garuda Arif Wibowo saat wawancara dengan Kompas.com, Jakarta, Jumat (26/12/2014).

Menurut Arif, tahun depan Garuda akan mengasumsikan harga avtur di kisaran 75 sen per liter. Pasalnya menurut Arif, penurunan minyak dunia akan mengalami kecenderungan turun. "Kalau tahun ini kan 82,9 sen per liter. itu akan turun sebagai trade off-nya terhadap rupiah karena untuk kita, Garuda, akan mengasumsikan rupiah itu Rp 13.000 tapi avturnya akan turun kira-kira sampi 75 sen," kata dia.

Arif berharap, kondisi seperti itu mampu menjadi penopang bisnis Garuda. Berdasarkan perkiraannya, karena harga avtur turun maka cost structure Garuda akan terkoreksi dengan baik.

"Namun kita harus waspada karena pelemahan rupiah juga akan memperkecil orang melakukan perjalanan karena kan akan lebih irit dia, akan lebih hemat untuk spending money untuk perjalanan kecuali untuk hal penting. Belum lagi, perusahaan-perusahaan juga akan melakukan penghematan di tahun 2015," kata Mantan Dirut Citilink itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com