Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI: Kritikan Faisal Basri Sangat Tidak Obyektif

Kompas.com - 31/12/2014, 16:31 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardjojo balik menyindir pengamat ekonomi Faisal Basri yang menilainya tak kredibel memimpin BI. Menurut Agus, Faisal lebih baik kosentrasi bekerja sebagai Ketua Tim Tata Kelola Migas dari pada melontarkan statement yang dinilai Agus tidak objektif.

"Kami (BI) sangat menyayangkan ada pengamat (Faisal Basri) yang bilang kami tidak kredibel. ...tolong kosentrasi sama tugasnya yang saat ini diperoleh (sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas), moga-moga sukses," ujar Agus di Kantor BI, Jakarta, Rabu (31/12/2014).

Agus menilai, kritikan Faisal itu sangat tidak objektif lantaran BI saat ini sudah berhasil melakukan berbagai kebijakan sehingga ekonomi Indonesia tetap terjaga. "Saya ingin mengajak kalian melihat bagaimana pandangan World Bank, IMF, memandang ekonomi kita, memandang kebijakan-kebijakan BI," kata dia.

Meskipun dikritik baik pribadi maupun lembaganya, Agus tetap berharap Faisal sukses bekerja sebagai Tim Reformasi Tata Kelola Migas. "Mungkin kalau ketika di kampus belum berhasil, ketika ngurusin Perbanas belum berhasil, terus mau jadi Guberneur belum berhasil, ya moga-moga saat ini bisa berhasil," kata dia.

Sebelumnya, Faisal Basri mengkritik BI sebagai lembaga yang tak kredibel lantaran terus menerus menurunkan target pertumbuhan ekonomi. Bahkan Faisal juga menilai Agus Martowardjojo tak kredibel menjadi Gubernur BI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com