Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Melorot di Bawah 50 Dollar AS

Kompas.com - 06/01/2015, 15:36 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) masih terus melanjutkan penurunan. Bahkan saat ini, harganya jatuh ke bawah level 50 dollar AS per barel.

Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pagi tadi, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Februari turun sebesar 53 sen menjadi 49,51 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 15.15 waktu Singapura, harga kontrak yang sama berada di posisi 49,58 dollar AS sebarel.

Kemarin, harga kontrak yang sama diperdagangkan turun sebesar 2,65 dollar AS menjadi 50,04 dollar AS per barel. Ini merupakan level terendah sejak 28 April 2009.

Anjloknya harga minyak masih dipicu oleh kecemasan mengenai membludaknya suplai minyak di pasar. Apalagi, hingga saat ini, Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) menolak untuk memangkas produksi karena mereka bersaing dengan produsen minyak AS.

"Tak ada pihak yang mau memangkas suplai. Sementara, penguatan dollar AS berkontribusi negatif seiring dengan ketidakpastian di Eropa. Meski harga minyak jatuh di bawah 40 dollar AS, pasar tidak akan terlalu terkejut," jelas Will Yun, analis Hyundai Futures Corp di Seoul.

Kondisi serupa juga terlihat pada harga minyak Brent. Siang ini, harga kontrak minyak Brent untuk pengantaran Februari turun sebesar 68 sen atau 1,3 persen menjadi 52,43 dollar AS per barel di ICE Futures Europe exchange. Kemarin, harga minyak Brent merosot 5,9 persen menjadi 53,11 dollar AS per barel. (Barratut Taqiyyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com