Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tiket Murah, DPR Minta Jonan Fokus pada Pengawasan Keselamatan

Kompas.com - 09/01/2015, 12:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi V DPR Fary Francis angkat bicara mengenai penghapusan tarif penerbangan murah. Fary mengatakan‎ banyak masyarakat Indonesia terutama konsumen menengah kebawah memilih menggunakan tiket murah saat terbang.

"Murahnya harga tiket pesawat tidak berarti mengorbankan keselamatan penumpang," kata Fary ketika dikonfirmasi, Jumat (9/1/2015).

Politisi Gerindra itu menyarankan sebaiknya Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sebagai regulator fokus untuk memastikan agar patuh menerapkan prosedur keselamatan tanpa kompromi.

"Kemudian pengawasan terus menerus ketimbang mengeluarkan aturan baru tiket yang berimbas pada maskapai berbiaya murah," katanya.

Sebelumnya diberitakan,‎ dengan pemberlakuan Peraturan Menteri No.91 tahun 2014, tarif pesawat murah dihapuskan mulai 1 Januari 2015 yang lalu. Kementerian Perhubungan pun menegaskan tidak ada lagi tarif promo untuk tiket pesawat.

"Tidak ada lagi tarif promo pesawat," ujar Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan Barata di kantor Kementerian Perhubungan, Kamis (8/1/2015).

Barata menjelaskan tarif promo tidak ada yang dibawah 40 persen. Karena hal tersebut tarif promo sudah tidak diberlakukan lagi di dalam bisnis dunia industri penerbangan.

"Tarif promo itu tidak ada yang dibawah 40 persen," ungkap Barata.

Barata menambahkan bahwa dalam Undang-Undang tidak mengenal istilah pesawat Low Cost Carrier (LCC). Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menegaskan tidak pernah ada istilah LCC.

"Dari awal Menhub tak pernah mengatakan LCC, yang ada menetapkan tarif batas bawah 40 persen," kata Barata.

baca juga:
Menteri Jonan Dipertanyakan...
Jonan: Bisnis Maskapai Murah Tidak Sehat!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com