Pemerintah hendak memberi berbagai kemudahan kepada industri tersebut, seperti fasilitas pajak dan pembebasan bea masuk. Pelibatan swasta untuk pengerjaan proyek 35.000 megawatt juga akan diperketat. Hal ini mengingat peluang ini kadang menjadi tempat aji mumpung berbagai kalangan untuk mendapatkan untung semata.

Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, industri komponen lokal yang sudah mampu disediakan di dalam negeri meliputi kabel, fasilitas produksi uap air panas, dan trafo.

”Kami sudah bersepakat mendukung PLN dan swasta dalam proyek 35.000 megawatt ini. Kami juga akan melakukan seleksi ketat bagi swasta yang terlibat dalam proyek ini,” kata Sofyan di Jakarta.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform Fabby Tumiwa mengatakan, upaya melibatkan swasta sudah tepat. Pelibatan swasta dalam proyek harus dilandasi dengan kehati-hatian oleh pemerintah. Pasalnya, berdasarkan rekam jejak kontraktor swasta selama ini, banyak proyek pembangunan pembangkit yang terhambat atau bahkan gagal dirampungkan.

Menurut Fabby, proyek 35.000 megawatt yang akan dimulai tahun ini seharusnya sudah didahului kegiatan survei lahan, pembebasan lahan, tender, dan konstruksi. Itu pun harus sudah dimulai sejak 4-5 tahun lalu. Oleh karena itu, katanya, perlu usaha luar biasa dari pemerintah agar proyek 35.000 megawatt berjalan tepat waktu.

”Salah satu solusi yang terbilang lebih mudah untuk mempercepat realisasi 35.000 megawatt adalah lewat pembangunan pembangkit tenaga gas. Pembangkit tenaga gas relatif tidak memerlukan lahan yang luas dan tinggal dilakukan penambahan turbin gas sesuai kapasitas yang diperlukan di pembangkit yang sudah ada. Hanya, perlu ada jaminan pasokan gas dari pemerintah,” papar Fabby. ()