Ia menyebutkan, DEN berencana untuk menginventaris kilang-kilang minyak yang ada di Indonesia. Kilang tersebut menurut Andang, bisa dijadikan tempat penampung cadangan penyangga.
“Bisa juga menggunakan tangki-tangki kita yang idle di PSC-PSC atau di Pertamina juga di KSO-KSO. Itu banyak mereka bangun tangki-tangki namun belum mulai beroperasi. Itu bisa mulai diisi sebenarnya. Makanya sekarang kita gerak cepat menginventaris berapa banyak tangki yang kita punya, sehingga kita tahu berapa banyak minyak mentah yang bisa kita impor,” lanjut Andang.
Andang menambahkan, menampung cadangan penyangga bisa dilakukan dengan membangun teknologi depleted oil reservoir di lapangan migas terdekat dengan kilang–kilang minyak yang ada. Teknologi ini sudah diaplikasikan oleh Amerika Serikat dan Jepang sejak krisis tahun 1976.
“Sebenarnya teknologi injeksi ini sudah ada di Indonesia, tetapi memasukkannya kembali ke reservoir sebagai cadangan belum pernah dilakukan. Di Subang, Pamanukan, sampai Indramayu sana, itu saya yakin Pertamina banyak reservoirnya apalagi di Cepu. Jadi minyak mentah bisa kita impor lalu taruh dengan harga murah di tempat-tempat itu,” jelas Andang.