Buruknya angka penjualan ritel Amerika Serikat memberi alasan bagi indeks dollar AS untuk turun semalam waktu Indonesia. Dengan dollar AS yang melemah, walaupun industrial production Zona Euro tumbuh negatif, euro berhasil untuk menguat. Buruknya data AS juga mendorong imbal hasil US Treasury 10 tahun untuk turun ke 1,86 persen walaupun harga minyak Brent berhasil naik 4 persen hingga dini hari tadi. Initial jobless claims AS ditunggu malam ini dan diperkirakan tetap.
Rupiah kemarin melemah semenjak pembukaan walaupun mayoritas mata uang di Asia berhasil menguat terhadap dollar AS. Pelemahan rupiah terjadi bersamaan dengan turunnya IHSG serta naiknya imbal hasil SUN pada hampir semua tenor.
Menurut Riset Samuel Sekuritas Indonesia, rencana pemangkasan lanjutan harga BBM jenis premium pada Jumat (16/1/2015) esok belum memberikan sentimen positif terhadap rupiah.
Siang ini ditunggu hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang diperkirakan mempertahankan BI rate di 7,75 persen. "Rupiah berpeluang menguat hari ini dengan lemahnya indeks dollar AS," demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia pagi ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.