Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Anjlok Momen Wujudkan Kemandirian Energi Indonesia

Kompas.com - 15/01/2015, 21:19 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS. com – Penurunan harga minyak mentah dunia menjadi momen bagi Indonesia untuk mewujudkan kemandirian dalam ketahanan energi nasional.

Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri mengatakan peran minyak dan gas sangat besar, yakni sebagai tulang punggung untuk mendorong industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi.

“Energi jangan dilihat sebagai mesin pertumbuhan tapi sebagai salah satu tulang punggung, karena apapun butuh energi. Industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi tidak jalan kalau tidak ada energi. Jadi migas adalah syarat mutlak untuk mendorong segala macam kegiatan. Sama seperti lari kalau tidak energinya ya tidak bisa,” kata Faisal dalam acara Indonesia Outlook 2015 di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (15/1/2015).

Faisal mengatakan, migas dan tambang jangan dilihat sebagai kekayaan mineral, tetapi sebagu sebagai ujung tombak pembangunan dan industrialisasi.

“Misalnya kita ada potensi untuk membangun kilang minyak, tapi tidak hanya dibangun saja. Itu harus berintegrasi dengan industri petro kimia yang akan membuat impor plastik kita itu turun drastis,” kata Faisal.

Sementara itu Direktur Hulu PT Pertamina Persero, Syamsu Alam mengatakan, Pertamina akan membantu pemerintah untuk mengurangi impor. Namun di sisi lain, sebagai BUMN Pertamina harus mendapatkan profit.

“Kita ingin membantu pemerintah dalam mengurangi impor, lewat produksi yang maksimal. Tapi di satu sisi sebagai BUMN diminta untuk memperhatikan profit. Jadi kita ambil tengahnya saja yaitu meningkatkan produksi dan juga efisiensi,” kata Syamsu.

Syamsu mengaku Pertamina memang diberikan ruang oleh pemerintah untuk berinvestasi, dalam hal ini adalah untuk eksplorasi energi.  “Memang ada ruang untuk investasi, tapi tidak produksi dalam waktu dekat.Tapi kita tidak boleh terlalu panik juga. Walaupun di satu sisi memang eksplorasi adalah kesempatan untuk mengumpulkan cadangan 3-4 tahun ke depan,” jelas Syamsu.

Kerugian bagi pengusaha
Sementara itu, Direktur Indonesia Petroleum Association, Sammy Hamzah mengatakan, turunnya harga minyak dunia justru menjadi suatu kerugian bagi pengusaha energi. “Perlu diwaspadai turunnya harga minyak ini, lapangan-lapangan yang sifat ekonominya tidak memenuhi akan berbeda strategi dengan tujuan pemerintah,” kata Sammy.

Ia menambahkan kalau dari sudut pandang pemerintah, momen ini memang perlu dimanfaatkan untuk cadangan energi. Namun hal ini akan menjadi sebuah dilema untuk pemerintah di tahun tahun ke depan.

baca juga:
Pangeran Arab: Harga Minyak Dunia Tidak Akan Kembali ke Level 100 Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com