Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OPEC Tingkatkan Produksi, Harga Minyak Dunia Kembali Melorot

Kompas.com - 16/01/2015, 08:18 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com —
Setelah sempat menikmati kenaikan pada perdagangan sebelumnya, pasar minyak dunia jatuh pada Kamis (15/1/2015) waktu setempat (Jumat pagi WIB). Penurunan harga emas hitam ini merespons pernyataan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang memproduksi minyak lebih dari pagu Desember.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari merosot 2,23 dollar AS atau 4,6 persen, menjadi ditutup pada 46,25 dollar AS per barrel di New York Mercantile Exchange. Ini hampir memusnahkan kenaikan pada Rabu yang dianggap sebagai jeda pasar yang langka dalam penurunan harga minyak yang memusingkan sejak Juni.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, kontrak acuan berjangka internasional, turun 1,02 dollar AS (2,1 persen) menjadi 47,67 dollar AS.

"Pengumuman OPEC bahwa produksi Desember naik, ketika orang telah berharap itu akan jatuh, adalah faktor utama," kata Michael Lynch dari Strategis Energy & Economic Research.

Ke-12 negara anggota OPEC, yang memproduksi sekitar sepertiga dari pasokan global, menyatakan dalam laporan bulanan Kamis bahwa produksinya naik menjadi 30,2 juta barrel per hari pada Desember, di atas batas produksi kartel 30 juta barrel.

Selain itu, OPEC memproyeksikan permintaan minyak akan jatuh menjadi 28,8 juta barrel per hari (mbpd), dari 29,1 juta pada 2014.

Laporan OPEC, yang secara umum suram tersebut, juga menyatakan permintaan global untuk minyak mentah akan naik sedikit tahun ini, menjadi 92,3 juta barrel per hari. Namun, kenaikan tersebut akan diserap oleh kenaikan produksi oleh negara-negara non-OPEC.

Pasar minyak telah stabil, terutama sejak WTI pada Selasa mencapai penutupan terendahnya dalam enam tahun di 45,89 dollar AS per barrel.

Dengan harga turun hampir 60 persen sejak Juni di tengah kelebihan pasokan dan melemahnya pertumbuhan ekonomi global, para pedagang berspekulasi tentang kapan pasar akan keluar dari titik terendahnya dan mulai meningkat lagi.

"Saya pikir kami telah mencapai titik terendah, pada 45 dollar AS, dan nilai wajar akan menjadi lebih tinggi. Orang ingin bergerak lebih tinggi, tetapi mereka menunggu sentimen yang lebih baik tentang kondisi ekonomi," kata Carl Larry dari Frost & Sullivan.

Tim Evans dari Citi Futures mencatat, aksi perdagangan terjadi karena kontrak Brent untuk penyerahan Februari berakhir pada Kamis dan menjelang berakhirnya kontrak WTI untuk Februari pada Selasa pekan depan, "menunjukkan sebuah elemen penyesuaian posisi yang signifikan dalam transaksi hari ini".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP/ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com