Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Banggar Sindir Dirut PLN

Kompas.com - 20/01/2015, 21:08 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Badan Anggaran DPR-RI Ahmadi Noor Supit menegaskan, parlemen sangat berhati-hati dalam menyepakati usulan pemerintah soal Penyertaan Modal Negara (PMN).

Terlebih lagi, PMN yang diusulkan dalam APBN Perubahan 2015 ini lumayan fantastis, menembus Rp 67 triliun. Ahmadi dalam rapat yang menghadirkan Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno mengatakan, parlemen ingin agar BUMN sehat. Tetapi faktanya banyak BUMN tidak sehat.

“Disuntik terus (tapi tetap sakit). Ini mulai hati-hati, PLN ini subsidinya besar, keuntungannya dikasih 7 persen. Luar biasa kita (mendukung PLN). Saya kira PLN perlu mendapatkan pembahasan khusus ini Pak Sofyan. Walaupun beliau teman saya, tapi kita perlu melihat bagaimana menyelesaikan persoalan PLN,” kata Ahmadi Selasa (20/1/2015).

Ahmadi menjelaskan, DPR selalu mengharapkan kontribusi yang lebih besar dari BUMN berupa share keuntungan alias dividen. Atas dasar itu, diharapkan BUMN bisa meningkatkan keuntungan, dan tidak ‘sakit’.

Sebelumnya, pemerintah berencana menyuntikkan modal sebesar Rp 67 triliun ke sejumlah BUMN. Usulan PMN sebesar itu terdiri dari BUMN yang di bawah Kementerian BUMN sebesar Rp 48,1 triliun, dan BUMN di bawah Kementerian Keuangan sebesar Rp 18 triliun.

“Dari tahun-tahun sebelumnya kita hanya sedikit sekali memberikan (PMN). Sekarang diusulkan tambahan PMN luar biasa besarnya. Kalau tidak salah, diambilnya dari pembiayaan, dari utang, atau penerbitan SUN,” ucap Ahmadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com