Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiprah Raja Abdullah Memodernisasi Ekonomi Arab Saudi

Kompas.com - 23/01/2015, 14:34 WIB

KOMPAS.com - Salah satu yang paling dicatat atas kiprah Raja Abdullah dari Arab Saudi adalah keberhasilannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hingga lima kali lipat. Dia juga tetap mampu mempertahankan stabilitas keamanan, meskipun negara-negara di kawasan Timur Tengah dilanda "Arab Spring".

Selama pemerintahannya, Abdullah menggunakan kekayaan minyak untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan memangkas pengangguran. Ia juga memperbaiki hak-hak perempuan saat melakukan sedikit untuk memajukan kebebasan politik.

Abdullah juga menggelontorkan dana hingga  130 miliar dollar AS untuk memacu perekonomian guna mengantisipasi pemberontakan yang mengguncang negara-negara Timur Tengah.

"Pemerintahan Raja Abdullah menunjukkan tanda-tanda reformasi di Saudi dengan caranya sendiri. Tapi itu berjalan dengan sangat hati-hati," kata Paul Sullivan, seorang ilmuwan politik yang mengkhususkan diri dalam keamanan Timur Tengah di Universitas Georgetown di Washington. "Dia berupaya besar menghindarkan negaranya jatuh ke Arab Spring."

Pertumbuhan Ekonomi

Di bawah pemerintahannya, PDB Arab Saudi tumbuh cukup pesat. Berdasarkan IMF, pada 1996, PDB negara ini sebesar 163 miliar dollar AS dan pada 2014 diperkirakan telah menyentuh angka 778 miliar dollar AS.

Raja Abdullah mengakui pentingnya mengekspor energi ke Asia. Dia lebih memprioritaskan China ketimbang AS sebagai tujuan pertama pada perjalanan ke luar negeri sesaat setelah diangkat menjadi raja. Hingga pada tahun 2009, China melampaui Amerika Serikat sebagai pembeli utama minyak Saudi.

"Permintaan minyak telah bergeser ke Asia selama 10 tahun terakhir," ujar Fahad al-Turki, ekonom seniorpada Jadwa Investment Co.

Di bawah Abdullah, produksi minyak Arab Saudi naik sekitar 30 persen menjadi 12,5 juta barel per hari. "Minyak adalah energi untuk membangun dan kemakmuran, itu seharusnya tidak menjadi ajang konflik, "kata Abdullah.

Dalam beberapa bulan terakhir, Arab Saudi telah menolak panggilan oleh negara-negara OPEC lainnya untuk pemotongan produksi dalam menanggapi jatuhnya harga minyak mentah.

Sebagai bagian dari upayanya untuk memangkas pengangguran, Abdullah telah meminta kepada berbagai perusahaan minyak untuk mengurangi tenaga kerja asing. Dengan cara itu, akan terjadi penyerapan tenaga kerja hingga 700.000 orang.

Hari ini, Raja Abdullah mangkat, dan akan digantikan oleh Salman bin Abdulaziz, yang merupakan saudara tirinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com