Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantaskah BUMN "Go Public" Masih Minta Duit ke Negara?

Kompas.com - 24/01/2015, 12:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Usul Menteri Badan Usaha Milik negara (BUMN) Rini Soemarno memberikan Penyertaan Modal Negara (PNM) kepada 35 BUMN sebesar Rp 48 triliun dalam APBN-P 2015 mendapat kritikan keras dari Komisi XI DPR RI dan Badan Pengawas Keuangan.

Ketua Komisi XI DPR RI Fadel Muhammad mengaku kaget dengan penambahan PMN sebesar itu karena. Apalagi kata dia, sebagain dari 35 BUMN yang meminta PMN sudah menjadi perusahaan publik.

"Saya sedikit kaget juga ketika menerima usulan PMN dari pemerintah dan diantara puluhan perusahaan itu ada yang perusahaan publik. Pertanyaannya, buat apa kita buat BUMN jadi perusahaan publik tapi masih minta injeksi duit ke negara?" ujar Fadel saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (23/1/2015).

Lebih lanjut kata dia, Komisi XI DPR RI merasa keberatan dengan permintaan BUMN tersebut. Menurut dia, tak tepat apabila BUMN yang sudah menjadi perusahaan publik masih meminta dana ke negara.

Dari pada memberikan PMN kepada BUMN yang sudah mapan, lebih baik dana itu diberikan untuk BUMN yang memang sangat membutuhkan seperi Askrindo dan Jamkrindo untuk menjadi perusahaan pemasok kredit usaha rakyat (KUR).

Oleh kerena itu kata dia, DPR akan kembali membahas PMN tersebut dengan Menteri BUMN minggu depan. Pasalnya kata dia, DPR masih memiliki rasa enggan untuk menyetujui usulan itu.

Sementara itu, Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Bidang BUMN Achsanul Qosasi mengatakan bahwa dengan penambahan PMN itu, total PMN dalam APBN 2015 mencapai Rp 78 triliun. Angka itu kata dia merupakan angka terbesar PMN dalam sejarah Indonesia.

BPK kata dia sudah memberikan berbagai masukan terkait temuan dana PMN di BUMN. Rencananya, temuan itu akan kembali dibicarakan dengan Menteri BUMN dan Komisi XI DPR RI minggu depan.

Achsanul sedikit membocorkan temuan BPK itu. Menurut dia, ada sedikit masalah penyaluran PMN kepada berbagai PMN tahun lalu. Temua itu kata dia disambut baik Menteri BUMN dan akan segera ditindaklanjuti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com