Oleh:
KOMPAS.com
- Di  tengah persaingan bisnis dan iklim usaha yang semakin berat, waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) Indonesia yang bernaung di bawah PT Fastfood Indonesia masih bertahan dan kian berkembang. Berawal dari sebuah restoran kecil yang dibuka pada Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta, KFC Indonesia kini menjelma menjadi bagian dari perusahaan perseroan yang memiliki 493 gerai, termasuk 13 mobil katering di lebih dari 108 kota besar di Indonesia. Jumlah karyawannya lebih dari 18.500 orang.

Almarhum Dick Gelael adalah sosok di balik kesuksesan usaha KFC Indonesia. Pengusaha kelahiran Jakarta, 10 September 1934, ini telah membuat landasan bagi penerusnya, Ricardo Gelael—anak pertama Dick Gelael—untuk mengembangkan perusahaan.

Berikut petikan wawancara Kompas dengan Ricardo Gelael di sela-sela perayaan ulang tahun ke-35 KFC Indonesia, Jumat (23/1/2015).

Apa makna ulang tahun ke-35 KFC Indonesia bagi Anda?

Ini adalah perjalanan dan pencapaian usaha yang luar biasa. Kami semua mengucapkan beribu terima kasih kepada almarhum Dick Gelael yang telah membuat landasan yang sangat baik. Karena itu, saya akan berusaha sekeras-kerasnya, dengan bantuan semua karyawan, untuk melanjutkan apa yang telah Dick Gelael lakukan.

Apakah Anda merasa nyaman mengelola perusahaan yang sudah sukses seperti saat ini?

Harus diakui, untuk memulai usaha ini dari nol pada hari ini akan jauh lebih sulit. Dengan fondasi yang telah dibangun oleh Dick Gelael, memang lebih mudah. Untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan usaha ini juga bukan persoalan mudah. Akan ada banyak inovasi yang harus kami lakukan. Kami juga harus membangun sistem manajemen yang lebih efektif. Contoh sederhana, dulu ayah saya selalu turun langsung ke restoran KFC untuk melihat kondisi usahanya. Sekarang, dengan jumlah 493 gerai, itu tidak mungkin dilakukan. Yang mungkin adalah mendelegasikan hal itu kepada para manajer. Jadi, kami bangun sistem manajemen struktural yang jelas.

Bagaimana Anda melihat sosok Dick Gelael?

Dia adalah kepala rumah tangga yang penuh tanggung jawab dan ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya. Namun, memberikan pendidikan yang keras buat anak-anaknya. Dia satu-satunya pengusaha pada eranya yang berani mengambil keputusan menerobos yang mungkin disebut model market. Saat itu, kita belum terbiasa dengan supermarket, belanja ambil sendiri, bayar belakangan, dan barang dipajang dengan bebas. Kunci sukses terbesar dia adalah kepercayaan diri yang tinggi dan keuletan. Dia tak cuma berpikir keuntungan, tetapi juga pengembangan inovasi. Dia selalu punya ide-ide baru yang mungkin terlalu cepat untuk dikembangkan di masanya, termasuk konsumennya.

Bagaimana KFC berkembang?

Dick Gelael memulai usaha dengan menawarkan konsep baru. Dia mengembangkan bisnis KFC setelah memperoleh hak waralaba dari Yum! Brand Inc. Awalnya supermarket Gelael dijadikan penarik pelanggan untuk KFC. Akan tetapi, konsep ini berubah karena pada akhirnya Gelael kalah bersaing dengan minimarket yang menjamur, sedangkan KFC sudah berkembang lebih bagus. Dalam iklim usaha yang tak menentu, KFC bertahan dengan baik karena KFC tidak memakai fasilitas pinjaman bank dan tidak punya utang. Ketika mendapat keuntungan, digunakan lagi untuk pengembangan usaha lainnya.

Bagaimana Anda melihat jumlah 18.500 karyawan?

Ujung tombak dari usaha jasa adalah toko, bukan di kantor pusat. Karyawan kami adalah aset yang sangat penting. Ayah saya pun selalu berpesan, kejujuran dan loyalitas tidak ada sekolahnya. Jadi, lihatlah mana karyawanmu yang jujur dan punya loyalitas. Orang pintar itu banyak, tetapi orang yang jujur dan punya loyalitas akan semakin sedikit. Jadi, hargailah orang yang sudah bekerja puluhan tahun. Jangan serakah dengan keuntungan satu-dua rupiah.

Manfaatkan keuntungan untuk kesejahteraan karyawan. Nama perusahaan adalah kebanggaan dan prestasi, yaitu dengan menjaga kejujuran. Jadi, ke mana pun kita bawa nama perusahaan ini, kita akan tetap mendapat kepercayaan. Inilah yang sudah kita bangun selama 35 tahun. Inilah warisan dari Dick Gelael.

Bagaimana Anda melihat persaingan bisnis dan iklim usaha saat ini?