Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS: Kalau Tarif Angkutan Turun Semua, Deflasi Bisa Jadi Lebih Besar

Kompas.com - 02/02/2015, 13:16 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) pada Januari 2015 mengalami deflasi 0,24 persen. Kepala BPS, Suryamin menuturkan, ini adalah defllasi ketiga setelah Januari 1973 yang pada saat itu tercatat sebesar 1,65 persen, dan Januari 2009 yang juga mencetak deflasi sebesar 0,07 persen.

Ada sejumlah komoditas penyumbang deflasi Januari 2015 ini. Pertama adalah bensin, yang menyumbang deflasi 0,71 persen dengan perubahan atau penurunan harga sebesar 15,33 persen.

Suryamin menjelaskan, ini disebabkan kebijakan pemerintah yang menurunkan harga premium pada 1 Januari 2015 dari Rp 8.500 per liter menjadi Rp 7.600 per liter. Lalu, pemerintah menurunkan lagi pada 19 Januari 2015, dari Rp 7.600 menjadi Rp 6.700 per liter untuk Pulau Jawa, Rp 7.000 per liter untuk Pulai Bali, serta Rp 6.600 per liter untuk pulau di laur Jawa, Madura, Bali.

"Terjadi penurunan di 82 kota IHK, dengan kisaran 12,07 persen sampai 16,49 persen," ucap Suryamin, dalam paparan Senin (2/2/2015).

Komoditas kedua penyumbang deflasi Januari 2015 adalah cabai merah dengan andil sebesar 0,22 persen, dan perubahan harga 24, 73 persen. Suryamin bilang, hal ini disebabkan pasokan mulai meningkat lantaran sudah memasuki musim panen.

Terjadi penurunan harga di 74 kota IHK, dimana penurunan tertinggi terjadi di Jayapura dan Watamone masing-masing sebesar 55 persen, serta Gorontalo sebesar 54 persen.

Sementara itu komoditas ketiga penyumbang deflasi Januari 2015 adalah tarif angkutan dalam kota dengan andil sebesar 0,07 persen, dengan penurunan harga 2,2 persen. Suryamin berujar, hal ini didorong penurunan harga BBM. Namun, dia menuturkan, penurunan tarif angkutan dalam kota baru terjadi di 22 kota IHK, dari 82 kota yang diamati.

Penurunan tarif tertinggi terjadi di Ternate 17 persen, dan Sukabumi serta Palembang masing-masing 13 persen. "Coba kalau 82 kota itu turun semua, deflasinya juga lebih besar. Ini masih ada yang belum menurunkan. Ya, pemerintah nanti pasti akan mengatur," imbuh Suryamin.

Selain ketiga hal tersebut, penyumbang deflasi Januari 2015 yakni tarif angkutan udara dengan andil sebesar 0,07 persen dan dengan penurunan harga sebesar 10,84 persen. Cabai rawit juga menyumbang deflasi dengan andil sebesar 0,06 persen, dan komoditas solar menyumbang deflasi dengan andil sebesar 0,02 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com