Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batu Akik jadi Harapan Baru Ekspor Nasional

Kompas.com - 03/02/2015, 12:51 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) mulai melirik baru akik atau bacan sebagai produk yang mampu menambah ragam ekspor Indonesia. Bahkan, baru akik dipercaya mampu meningkatkan devisa perdagangan nasional.

"Sepanjang itu diolah dari tambang yang legal, maka akan kita ekspor apalagi ada nilai tambahnya, karena akan meningkatkan devisa," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Partogi Pangaribuan di Kantor Kemendag, Jakarta, Selasa (3/2/2015).

Dia menuturkan, batu akik akan menambah ragam produk perdagangan Indonesia ke luar negeri. Menurutnya, hal itu juga sejalan dengan program Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menaikan ekspor Indonesia mencapai 300 persen.

"Sesuai dengan program Pak Rahmat Gobel 300 persen ekspor, sekarang kita tengah menggali produk-produk apa saja yang bisa kita ekspor. Yang pasti bagaimana kita menambah ragam produk ekspor, dan menambah eksportirnya sendiri, jenis produk, negara tujuan ekspor, dan pelaku eksportirnya, serta berikan kemudahan terhadap produksi tujuan ekspor," tutur Partogi.

Seperti diketahui, penjualan batu akik dalam negeri memang sedang naik daun. Bahkan, di berbagai daerah batu akik sangat digandrungi oleh masyarakat. Tak jarang, para pedagang batu akik itu pun mampu merauk untung sangat besar dari penjualannya.

Menariknya, booming batu akik saat ini malah sedikit meredupkan sinar batu mulia semisal permata dan berlian. Hal inilah yang nampaknya membuat pemerintah mulai melirik baru akik menjadi produk ekspor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com