Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sentral Australia Pangkas Suku Bunga ke Level Terendah

Kompas.com - 03/02/2015, 15:11 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com -
Bank sentral Australia Selasa (3/2/2015), memangkas suku bunga acuannya ke rekor terendah sepanjang sejarah. Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Glenn Stevens mengatakan, suku bunga acuan semalam diturunkan sebesar 25 basis poin menjadi 2,25 persen.

Selain itu, dia juga menambahkan, tingkat pertumbuhan ekonomi Australia akan melemah untuk beberapa waktu ke depan dan tingkat pengangguran akan kembali naik lebih cepat dari prediksi.

Sebelumnya, RBA terakhir kali menurunkan suku bunga acuan 18 bulan lalu.

"Perubahan kebijakan moneter global dalam sebulan terakhir telah meningkatkan kesulitan untuk memperlemah posisi dollar Australia. RBA sudah mencapai kesimpulan bahwa mereka harus mengambil langkah-langjah dan memberikan dorongan bagi mata uang untuk melemah. Kami rasa RBA akan melakukan pemangkasan suku bunga satu kali lagi," jelas James McIntyre, Head of Economic Research Macquarie Bank Ltd di Sydney.

Pasca keputusan RBA, indeks saham acuan Negeri Kanguru itu langsung melejit. Data Bloomberg menunjukkan, indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup dengan kenaikan 1,5 persen menjadi 5.707,40. Ini merupakan level penutupan tertinggi sejak Mei 2008 lalu.

Sedangkan dollar Aussie melemah lebih dari satu sen ke level 76,59 per sen pada pukul 16.22 waktu Sydney.


Selain itu, dia juga menambahkan, tingkat pertumbuhan ekonomi Australia akan melemah untuk beberapa waktu ke depan dan tingkat pengangguran akan kembali naik lebih cepat dari prediksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com