Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan Tarif Listrik Besar Dipengaruhi Inflasi

Kompas.com - 03/02/2015, 20:50 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Listrik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jarman menilai, kecilnya penurunan tarif listrik nonsubsidi dipengaruhi nilai tukar rupiah yang anjlok. Meski pun harga minyak mentah Indonesia turun jauh, penurunan listrik nonsubsidi tetap dipengaruhi nilai tukar rupiah.

"ICP memang turun jauh, tapi rupiahnya jeblok saling mengkonversi, ya tetep turun sedikit," kata Jarman, di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (3/2/2015).

Selain harga minyak mentah dan kurs dollar, ia mengatakan, tarif listrik turut dipengaruhi angka inflasi.

"Sekarang inflasi, deflasinya sedikit, kurs (dollar)-nya naik banyak, jadi saling mengkonversi," sambung Jarman.

Dari tiga faktor tersebut, jelas Jarman, kurs dollar AS menyumbang pengaruh paling besar terhadap tarif listrik nonsubsidi. Menurut dia, pemerintah bakal melakukan penyesuaian tarif listrik nonsubsidi setiap bulan. Jarman mengatakan, sesuai dengan undang-undang, harga energi ditentukan dengan menghitung harga keekonomian.

"Ya tapi bukan harga pasar, harga keekonomian, yaitu harga BBM plus margin, bukan harga pasar, kalau harga pasar itu terserah pasar, enggak," ucap dia.

Jarman mengatakan, PLN akan mengumumkan kepada masyarakat setiap ada perubahan tarif listrik nonsubsidi.

Diberitakan sebelumnya, PT PLN (Persero) menetapkan tarif listrik nonsubsidi periode Februari 2015 turun 1,86 persen dibandingkan Januari 2015. Data tarif tenaga listrik di situs PLN pada Senin (2/2/2015) menyebutkan, pada Januari 2015 tarif listrik tercatat Rp 1.496,05 per kWh dan pada Februari 2015 jadi Rp 1.468,25 per kWh atau turun Rp 27,8 per kWh. Tarif listrik Rp 1.468,25 pada Februari berlaku pada lima golongan pelanggan listrik nonsubsidi yakni rumah tangga menengah R2 dengan daya 3.500-5.500 VA, rumah tangga besar R3 dengan daya 6.600 VA ke atas, bisnis menengah B2 6.600-200.000 VA, kantor pemerintah P1 6.600-200.000 VA, dan penerangan jalan umum P3.

Tarif listrik Februari 2015 untuk golongan pelanggan bisnis besar B3 di atas 200.000 VA, industri besar I3 di atas 200.000 kVA dan pemerintah P2 di atas 200 kVA ditetapkan melalui formula dengan faktor pengali Rp1.057,17 per kWh. Angka pengali tersebut menurun dibandingkan tarif Januari 2015, yang faktor pengalinya Rp 1.077,18 per kWh. Sementara pelanggan industri besar I4 berdaya 30 MVA ke atas turun dari Rp 1.011,99 menjadi Rp 993,19 per kWh, dan golongan khusus L/TR, TM, dan TT turun dari Rp 1.574,57 menjadi Rp 1.545,32 per kWh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com