Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2014, Titik Nadir Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu dalam 5 Tahun Terakhir

Kompas.com - 05/02/2015, 14:10 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mengemukakan bahwa tahun 2014 merupakan waktu terburuk dalam pertumbuhan ekonomi daerah itu selama lima tahun terakhir.

Pada tahun 2014 tercatat pertumbuhan ekonomi Bengkulu hanya menyentuh 5,49 persen melambat dibanding tahun 2013 sebesar 6,08 persen, 6,83 persen pada 2012.

"Intinya tahun 2014 pertumbuhan ekonomi terendah dalam lima tahun terakhir, sejak 2010 pertumbuhan ekonomi Bengkulu di atas 6 persen, sekarang di bawah 6 persen," kata Kabid Neraca Wilayah dan Analisis BPS, Provinsi Bengkulu, Rudi Nuryadi, Kamis (5/2/2015).

Angka tersebut sedikit meleset jika dibandingkan dengan proyeksi Pemprov Bengkulu yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen. Sementara, pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02 persen.

Ia menyebutkan bahwa penyebab penurunan pertumbuhan itu diakibatkan kenaikan harga BBM, gejala perubahan ekonomi Amerika Serikat berpengaruh pada kinerja ekspor, turunnya ekspor batubara akibat kebijakan UU Mineral dan batubara.

BPS mencatat dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 9,48 persen.

Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi lembaga non profit sebesar 15,09 persen. Perekonomian Bengkulu tahun 2014 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRD) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 45,2 triliun, jauh dibandingkan PDB nasional sebesar Rp 6,8641 triliun.

Sementara PDRD per kapita tahun 2014 Provinsi Bengkulu mencapai Rp 24,5 juta. Meski pertumbuhan ekonomi Bengkulu melemah sejak lima tahun terakhir, BPS mengemukakan pertumbuhan ekonomi di Sumatera triwulan IV 2014, Bengkulu berada diurutan dua teratas dikalahkan Riau 2,60 persen, Bengkulu 2,20 persen, Jambi 1,15 persen, menyusul beberapa daerah lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com