Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina: Kalau Solar di Bawah Rp 6.200 Per Liter, Kami Rugi

Kompas.com - 05/02/2015, 22:01 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya siap menerima apa pun keputusan pemerintah terkait permintaan Dewan Perwakilan Rakyat yang menginginkan agar harga solar diturunkan. Namun, Dwi mengisyaratkan, meski turun, harga solar sebaiknya tidak turun di angka Rp 6.200 per liter.

"Kalau di bawah Rp 6.200, Pertamina akan rugi," ujar Dwi seusai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Kamis (5/2/2015) siang tadi.

Saat ini, harga solar Rp 6.400 dan masih terdapat subsidi sebesar Rp 1.000 per liter. Pertamina, sebut Dwi, kini dalam posisi yang cukup terpukul akibat adanya penurunan harga minyak dunia. Tak hanya Pertamina, Dwi meyakini, hampir semua perusahaan yang bergerak di sektor hulu terkena imbas yang sama.

"Semuanya upstream-nya pasti terpukul, dan itu otomatis profitabilitas dari upstream kena. Namun, kita akan berusaha untuk memperbaikinya dari aspek efisiensi," ucap Dwi.

Maka dari itu, dia berharap pemerintah tetap akan memperhatikan tantangan harga minyak ke depan. Akan tetapi, Dwi menyatakan, apa pun keputusan yang diambil pemerintah akan tetap dijalani Pertamina.

Pemerintah didesak oleh sejumlah fraksi di Komisi VII DPR RI untuk menurunkan harga solar dari Rp 6.400 per liter menjadi Rp 6.000 per liter. Fraksi Gerindra adalah salah satu pihak yang memberikan pandangan bahwa harga solar sebaiknya diturunkan menjadi Rp 6.000 per liter.

Menurut Fraksi Gerindra, angka Rp 6.000 per liter tidak merugikan PT Pertamina, tetapi juga tidak membebani APBN. Senada, Fraksi PKS dan Fraksi PKB dalam pandangannya juga meminta pemerintah untuk menurunkan harga solar menjadi Rp 6.100 per liter.

Menanggapi permintaan dari parlemen, Menteri ESDM Sudirman Said belum bisa memberikan jawaban. Menurut dia, jika solar dibanderol dengan harga Rp 6.000 per liter, maka pemerintah tidak punya ruang untuk mendapatkan cadangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasabah Jiwasraya yang Setuju Restrukturisasi ke IFG Life Terus Bertambah

Nasabah Jiwasraya yang Setuju Restrukturisasi ke IFG Life Terus Bertambah

Whats New
Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Whats New
Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Whats New
Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Whats New
Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Whats New
Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Whats New
Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur 'Long Weekend' Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA Selama Libur "Long Weekend" Waisak 2024

Whats New
14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

Work Smart
Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Whats New
Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Whats New
Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com