Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Terus Tambah Utang

Kompas.com - 06/02/2015, 10:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Selain hobi menggenjot penerimaan pajak, pemerintah juga ngebut menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) pada awal tahun ini demi menambal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015.

Dengan strategi penerbitan obligasi mulai awal tahun (front loading), pemerintah sudah menerbitkan seperempat dari target bruto 2015. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan mencatat, per 2 Februari 2015, total penerbitan SUN mencapai Rp 91,73 triliun. Ditambah hasil lelang pada 3 Februari, total jenderal (jumlah keseluruhan) Rp 107,73 triliun atau setara 25,01 persen dari target penerbitan SUN bruto yang dalam APBN 2015 mencapai sebesar Rp 430,66 triliun.

Dalam Rancangan APBN-Perubahan (RAPBN-P) 2015, target penerbitan bruto surat utang negara naik menjadi Rp 460 triliun. Namun, RAPBN-P masih dibahas dan belum disahkan DPR. Pemerintah memang sangat agresif menerbitkan SUN pada awal tahun karena memanfaatkan momentum turunnya yield. "Pemerintah menerbitkan SUN dalam jumlah besar sehingga cost of fund rendah," ujar Head of Debt Research Danareksa Sekuritas Yudistira Slamet.

Ia memprediksi, pada akhir semester I-2015, penerbitan SUN bisa mencapai 60 persen-70 persen dari target bruto. Dengan catatan, minat investor asing tetap tinggi. Strategi front loading menyebabkan pasokan SUN cukup melimpah. Namun, hati-hati, per 4 Februari 2015, porsi asing di SUN kian gemuk, yakni 40 persen dari nilai outstanding. Artinya, tingkat volatilitas pasar akan semakin tinggi.

Menurut Global Markets Financial Analyst Manager Bank Internasional Indonesia, Anup Kumar, strategi front loading memang disokong permintaan asing yang cukup besar. "Bisa dibilang suporter utama dari investor asing," ujar Kumar. Ia menilai, penurunan yield tidak akan berlangsung lama. Jadi, investor asing bakal cepat merealisasikan keuntungan (profit taking).

Kumar menduga, yield SUN tenor 10 tahun, yang pada Kamis (5/2/2015) di level 7,01 persen, akan naik ke 8,1 persen pada akhir kuartal I-2015 dan di level 8,4 persen pada akhir tahun. Yield juga bisa terkerek kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) dan babak baru ketegangan Yunani di Zona Eropa. Sementara itu, volatilitas pasar SUN dipengaruhi kinerja rupiah.

Jika rupiah terdepresiasi, pasar SUN langsung bergejolak. Yudistira menyarankan, investor domestik menunggu penerbitan SUN seri acuan 2016 yang mungkin terbit September atau Oktober 2015. Seri baru ini bakal likuid pada 2016 dan berpotensi memberi capital gain. (Noor Muhammad Falih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Whats New
Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com