Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Jangan Terlalu Cepat Naik-Turunkan Harga Solar Bersubsidi

Kompas.com - 11/02/2015, 10:03 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta tidak salah langkah di tengah desakan parlemen untuk mengambil kebijakan penurunan harga solar bersubsidi dari harga saat ini Rp 6.400 per liter. Direktur Eksekutif INDEF Enny Sri Hartati mengatakan, selain harus diimpor, komoditas ini juga akan menyebabkan gejolak harga pada barang- barang lain jika harganya terlalu cepat naik-turun. Di sisi lain, kalaupun harga solar diturunkan, harga barang-barang juga tidak ikut turun.

"Nah khawatirnya kalau minyak dunia kembali naik, padahal solar terlanjur diturunkan, kan harus disesuaikan lagi. Kalau dinaikkan lagi, nanti malah bisa menggoncang harga," kata Enny, Selasa (10/2/2015).

Lebih lanjut dia bilang, kalau pun pemerintah ingin memberikan subsidi - disebabkan harga minyak yang rendah - sebaiknya dalam wujud lain, dan bukannya penurunan harga jual. Misalnya, sebut dia, insentif kepada pengusaha BBM.

Pilihan lain, pemerintah membiarkan saja harga minyak dunia rendah, dan sehingga ada laba jual solar. Laba ini bisa digunakan untuk menambah cadangan BBM.

"Ini yang lebih mereka butuhkan dan efektif, daripada meng-exercise naik- turunnya BBM. Karena BBM ini mempunyai efek domino, dan kita tidak bisa menggaransi bahwa minyak dunia terus-menerus di level rendah, pasti akan kembali normal cepat atau lambat," jelas dia.

Atas dasar itu, dia pun menegaskan, pemerintah tidak perlu buru-buru menurunkan harga solar akibat desakan dari parlemen. "Ya, pemerintah tidak perlu terdesak. Sebenarnya setiap kebijakan harus disimulasi seberapa efektif dampaknya, bukan karena reaktif," ucap Enny.

Sebelumnya, pemerintah didesak oleh sejumlah fraksi di Komisi VII DPR RI untuk menurunkan harga solar dari Rp 6.400 per liter menjadi Rp 6.000 per liter. Tidak hanya soal harga minyak dunia yang rendah, pertimbangan DPR waktu itu ialah alpha solar sudah dinaikkan dari Rp 700 per liter menjadi Rp 1.000 per liter.  (baca: DPR Desak Pemerintah Turunkan Harga Solar Jadi Rp 6.000 Per Liter)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Work Smart
Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com