Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Grup Konglomerasi Dominasi Aset Bank Nasional

Kompas.com - 16/02/2015, 10:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui total aset 16 grup konglomerasi perbankan nasional semakin mendominasi total aset perbankan nasional. Oleh sebab itu, OJK sangat berkepentingan untuk menjaga stabilitas risiko lembaga konglomerasi jasa keuangan.

Nelson Tampubolon, Anggota Dewan Komisioner OJK sekaligus Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan mengatakan, saat ini di Indonesia ada 118 bank umum. Jumlah ini berkurang 2 karena telah ada bank yang merger di tahun 2014 dan awal 2015.

"Dari jumlah itu, terdapat 16 bank yang berkembang membentuk grup konglomerasi jasa keuangan," kata Nelson, Senin (16/2/2015).

Nelson menyebut total aset milik 16 bank yang memiliki grup konglomerasi jasa keuangan itu mendominasi 60 persen dari total aset perbankan nasional pada tahun 2014. "Sisi positifnya, ini meningkatkan daya saing lembaga jasa keuangan kita di era persaingan global yang semakin ketat seperti era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," ujar Nelson.

Namun Nelson tak memungkiri, fenomena ini juga meningkatkan resiko terintegrasi yang berpotensi timbul dalam pengelolaan grup konglomerasi jasa keuangan. Bisa saja ada anak perusahaan yang terpaksa harus diselamatkan oleh induknya.

"Oleh sebab itu, OJK mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 17 Tahun 2014 Tentang Penerapan Manajemen Resiko Terintegrasi. Kita perlu mengelola resiko jasa keuangan secara terintegrasi pada pelaku jasa keuangan yang berbentuk konglomerasi," kata Nelson. (Adhitya Himawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com