Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kewajiban Freeport Bangun Smelter "Diperingan", Ini Penjelasan Pemerintah

Kompas.com - 17/02/2015, 10:10 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Pemerintah "meringankan" kewajiban perusahaan tambang berbasis Amerika Serikat PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk membangun fasilitas pemurnian bijih mineral (smelter) di Papua. Hal ini seiring dengan kebijakan pemerintah daerah yang menggandeng sejumlah investor untuk membangun smelter di Papua.

Pemerintah dalam hal ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dalam kunjungannya mencapai kesepakatan, salah satunya pembangunan smelter merupakan bagian dari pembangunan industri yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah Papua dan pemerintah daerah Mimika.

Saat dikonfirmasi mengapa kewajiban pembangunan smelter bergeser dari PTFI ke pemerintah daerah, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, R Sukhyar mengatakan, pemerintah melihat kepentingan yang lebih luas.

“Kita tidak berbicara aspek apapun selain aspek ekonomi. Jadi itu Freeport itu isu ekonomi. Dan menempatkan Freeport dalam konteks pembangunan Papua,” ucap Sukhyar ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (16/2/2015).

Lebih lanjut dia bilang, pemerintah tidak berfokus lagi soal smelter. Melainkan kawasan industri yang bisa dikembangkan di Timika. Beberapa dia sebutkan seperti rencana pembangunan pabrik petrokimia, pabrik semen curah, dan termasuk smelter.

“Bahkan Pemda sudah bilang smelter biar cepat pakai gas, kebutuhannya Cuma 60 megawatt, akan didatangkan dari Bintuni. Sedangkan yang 600 megawatt dari PLTA itu butuh waktu. Itu nantinya akan diserap industri yang lain,” kata dia.

Sukhyar mengatakan, sementara ini informasi yang diperoleh pemerintah adalah pembangunan smelter akan dilakukan oleh BUMN yang bekerjasama dengan investor China. Untuk memastikan proyek ini berjalan, dia bilang, Kementerian ESDM akan terus mengawal.

Sementara itu, meski tidak membangun smelter, namun Freeport wajib memasok bahan baku ke smelter tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com