Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bisnis-bisnis yang Harus Dihindari pada Tahun Kambing

Kompas.com - 19/02/2015, 08:00 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar Fengshui Indonesia, Erwin Yap, menuturkan, pada tahun kambing ini, ada dua bisnis yang akan mengalami pertumbuhan biasa-biasa saja. Salah satunya adalah elemen api yang diwakili pasar saham.

"Tahun ini yang sedang-sedang saja itu api. Kalau sumber nyalanya sudah habis, ya habis, seperti pasar saham yang naik turunnya cepat. Berikutnya lagi itu tanah yang kurang bagus, seperti bisnis hunian," kata Erwin dalam acara Economy & Business Outlook 2015, Senin (16/2/2015).

Sesuai kedua unsur tersebut, ada sejumlah sektor yang mempunyai peruntungan dalam tahun ini. Menurut dia, elemen tersebut adalah logam yang diwakili dengan sejumlah industri, salah satunya perbankan, yang identik dengan uang.

"Yang bisa menguasai kayu dan diberikan kekuatan oleh tanah, yaitu elemen logam di perbankan, farmasi, konstruksi, dan elektronik. Selain itu, elemen kedua adalah kayu yang diwakili dengan industri edukasi, perkebunan, dan kertas," kata Erwin.

Sementara itu, secara keseluruhan, menurut Erwin, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berlangsung lambat. Alasannya adalah unsur yang terkandung tahun ini adalah tanah dan kayu sehingga perekonomian Indonesia diibaratkan kaktus di tengah padang pasir yang gersang.

"Tahun ini mengandung unsur tanah dan kayu sebenarnya. Ekonomi pada 2015 digambarkan dengan kaktus yang tetap bertahan di tengah tanah kering padang pasir. Ini sebenarnya perkiraan secara global, yaitu pertumbuhan yang sangat lambat," kata Erwin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com