Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Maritim Tak Ingin Ada Pembangunan Semu di Papua

Kompas.com - 19/02/2015, 13:07 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pemerintah membangun poros maritim dan kawasan industri di Sorong, Papua Barat diragukan berbagai pihak. Pasalnya, rencana pengembangan kawasan industri itu dinilai belum mengakomodir kearifan lokal masyarakat Papua.

Namun, Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan bahwa pembangunan poros maritim dan kawasan industri Sorong akan mengakomodir ekonomi masyarakat Papua. Pasalnya, ia tak ingin pembangunan itu hanya menjadi pembangunan semu belaka.

"Jadi, Sorong itu sudah masuk di RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2014-2019). Jadi kita bangun itu kawasan industri agar mengakomodir ekonomi masyarakat," ujar Indroyono saat berbincang bersama media di kediamannya, Jakarta, Rabu malam (18/2/2015).

Dia menjelaskan, pembangunan yang mengakomodir masyarakat Papua artinya pembangunan harus menjadi terintegrasi dengan perekonomian yang ada di Papua. Misalnya, bagi para nelayan Sorong, selama ini banyak tangkapan ikan yang tak dioleh langsung diperjualbelikan.

Untuk menaikan nilai tambah produk itu, nantinya harus ada industri perikanan di sekitar Sorong. Selain itu, pemerintah juga akan menyambungkan kota Jayapura dan Sorong dengan kereta api. Hal itu dirasa penting untuk mempermudah arus barang dan orang dari poros maritim di Sorong ke Jayapura.

"Iya itu (pembangunan kereta api) sudah ada dalam road map Kementerian Perhubungan. Itu untuk bagaimana terhubung dengan pelabuhan dan kawasan industri di Sorong," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com