Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusdi Kirana di Balik Lion Air (1): Saya Ini Pengusaha Airlines yang Penuh Misteri

Kompas.com - 21/02/2015, 15:05 WIB


KOMPAS.com
 — Maskapai penerbangan Lion Air tengah mendapat sorotan tajam. Sejak Rabu (18/2/2015), sejumlah penerbangan maskapai berlogo singa terbang ini ditunda dan dibatalkan. Akibatnya, ribuan penumpang telantar. Tidak hanya di Jakarta, penundaan dan pembatalan juga terjadi di hampir semua bandar udara di Indonesia.

Repotnya, para petugas Lion Air di bandara mendadak sulit ditemui untuk dimintai penjelasan. Pemberitaan soal nasib penumpang yang terlunta-lunta tanpa kepastian dapat diikuti dalam topik Penumpang Lion Air Telantar di Kompas.com.

Manajemen Lion Air baru buka suara pada Jumat (20/2/2015), dua hari setelah ribuan penumpang "terkatung-katung" tanpa penjelasan di bandara. Baca: Dua Hari "Delay" Parah, Lion Air Akhirnya Beri Penjelasan.

Tak bisa dipungkiri, Lion Air kini menjadi maskapai paling populer di Tanah Air. Meski kerap dikeluhkan karena seringnya jadwal penerbangan tertunda, maskapai ini tak pernah sepi penumpang. Sesuai dengan logonya, Lion memang makes people fly.

Rusdi Kirana adalah sosok pengusaha di balik maskapai penerbangan berharga tiket murah ini. Awal tahun 2014, Rusdi mulai terjun ke kancah politik. Ia didapuk menjadi Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa.

Siapakah Rusdi Kirana? Bagaimana kiprah dan mimpinya membangun bisnis di atas langit?

Kompas.com menurunkan tiga tulisan berisi wawancara wartawati majalah Angkasa, Reni Rohmawati, dengan Rusdi beberapa tahun lalu. Petikan wawancara ini pernah dimuat di majalah Intisari edisi Desember 2013, dengan judul asli "Rusdi Kirana: Sosok Misteri – Who Makes People Fly". Pemuatan artikel ini atas seizin Intisari.
------------------------------------------------------------

Siapakah Rusdi Kirana? Namanya sering disebut, tetapi sosoknya tak banyak dikenal, apalagi setenar Lion Air. Sepanjang kehadirannya, maskapai penerbangan nasional yang terbang perdana pada 30 Juni 2000 ini menorehkan banyak hal yang mencengangkan.

Dengan motonya, "We Make People Fly", Lion Air berhasil menerbangkan sekitar 36 juta penumpang pada 2013. Pangsa pasarnya mendekati 45 persen untuk penumpang domestik. Sementara itu, pada 2012, pangsa pasarnya 41,22 persen.

Banyak cerita menarik mengenai maskapai yang didirikannya bersama sang kakak, Kusnan Kirana.

"Lion itu tiap hari diomelin. Benar diomelin Pak Chappy (Chappy Hakim, pengamat penerbangan, Red), salah apalagi. Tiap hari!" kata Rusdi.

Dalam Task Force Aerospace Diaspora, Agustus lalu, ia pun mengatakan, "Di luar negeri, saya punya leverage, tetapi di dalam negeri saya sering dimarahi wartawan."

SHUTTERSTOCK Pesawat Lion Air Boeing 737-900ER.


Rusdi memiliki leverage sejak ia menorehkan sejarah dalam industri dan bisnis penerbangan dunia. Catat saja pesanan 230 pesawat dari pabrikan Boeing senilai 21,7 miliar dollar AS atau Rp 195,2 triliun, yang disaksikan Presiden AS Barack Obama, pada 18 November 2011 di sela-sela KTT Asia Timur di Bali.

Kesepakatan ini menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja di Amerika Serikat untuk jangka waktu panjang. Sampai saat ini, Lion Air bahkan sudah memesan 408 pesawat dari Boeing.

Dunia penerbangan pun kembali dibuat tercengang dengan pemesanan 234 pesawat dari pabrikan Airbus senilai 18,4 miliar euro atau setara Rp 230 triliun. Penandatanganan kesepakatannya berlangsung di Istana Kepresidenan Champs Elysees, Paris, yang disaksikan Presiden Perancis Francois Hollande pada 18 Maret 2013.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com