Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Fungsi Cip dalam E-KTP Anda

Kompas.com - 23/02/2015, 14:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terus memperbaiki output data-data kependudukan, termasuk salah satunya adalah kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).

Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri Irman mengklaim, e-KTP yang ada di Indonesia merupakan salah satu yang paling akurat di seluruh dunia.

“Kami ingin meyakinkan bahwa data kependudukan kita akurasinya sudah sangat akurat, jangankan di Indonesia. Kami yakin data kependudukan Kemendagri adalah data kependudukan yang paling akurat yang dimiliki negara. Bahkan di negara-negara dunia pun kita termasuk memiliki data kependudukan yang akurasinya terjamin,” kata Irman dalam penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan Bank Indonesia, Jakarta, Senin (23/2/2015).

Lebih lanjut, Irman menjelaskan, kendati memiliki akurasi yang terjamin, tetapi Kemendagri terus melakukan penyempurnaan pada e-KTP dengan menanamkan cip. Di dalamnya terdapat rekaman sidik jari dan iris mata penduduk bersangkutan yang tujuannya agar tidak bisa lagi dipalsukan.

Irman menyebutkan, salah satu fungsi cip ini adalah untuk mengidentifikasi penduduk sehingga memudahkan proses identifikasi berbagai keperluan, serta menghindarkan pemalsuan. Contohnya, kata dia, pada saat proses identifikasi korban AirAisa QZ8501, kepolisian bisa mendapatkan identitas korban dari data yang dimiliki Kemendagri.

“Kemudian dengan SIA yang sudah online dengan semua kabupaten/kecamatan, maka kalau sudah ada penduduk yang terdaftar di Batam dan kemudian mendaftar lagi di Jakarta, dia akan ketahuan dan tidak bisa melakukan perekaman,” kata Irman.

Banyaknya kasus KTP ganda sebelumnya disebutkan lantaran tidak ada cip yang berisikan rekaman identik penduduk, yakni sidik jari dan iris mata. Pada 2011 lalu, misalnya, Kemendagri telah berhasil memverifikasi 8,1 juta penduduk dengan identitas penduduk ganda alias terdaftar lebih dari satu tempat.

“Makanya, kita perlu alat identifikasi yang tidak bisa lagi ada oknum yang menggandakan. Sistem tidak bisa melihat kalau nama dan tanggal lahir diubah. Makanya, kami lengkapi dengan rekaman iris mata dan sidik jari,” kata Irman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com