Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha "Food Truck" Ungkap Sejumlah Tantangan

Kompas.com - 02/03/2015, 06:32 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bak bayi yang baru lahir, tentu tak langsung bisa berjalan dengan kedua kakinya. Bisnis food truck ibarat bayi, masih banyak tantangan yang harus dilalui pengusaha yang menggelutinya. Salah satunya adalah perizinan yang sulit untuk membuka usaha.

Hal ini diakui oleh Anglia G Auwines, pemilik Jakarta Food Truck (JFT) yang berdiri sejak akhir November 2013.

"Perizinannya sulit, bahkan dari izin operasi seperti mobil ada izinnya lagi. Itu sudah sulit karena ini (JFT) masih jadi percontohan. Orang masih bingung ini jenisnya apa. Bahkan pernah sampai diusir saat berjualan di Monas oleh Satpol-PP," jelas Anglia di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (1/3/2015).

Soal Izin, Anglia menjelaskan food truck masih tergolong dalam izin mobil toko (moko). Namun, untuk izin dari Departemen Kesehatan, Anglia mengaku belum ada.

"Peraturan izin food street sudah disamakan dengan moko karena kita street food. Kemudian untuk izin dari depkes, mereka belum approach ke kita. Tapi dari Asosiasi Food Truck Indonesia (AFTI) sudah ada standar kebersihan seperti sarung tangan," kata Anglia.

Sementara itu, Supervisor The Roffie Food Truck, Endang Nugraha, menyarankan perlu adanya efisiensi dalam pembuatan izin usaha food truck.

"Kita (The Roffie) sudah izin angkutan barang dan usaha dagang. Tapi ke depannya, kalau menurut saya tinggal diperbaiki saja, sebenarnya kan sama, bisa disatukan. Kemudian sertifikat halal sudah kami buat juga," jelas Endang.

Selain itu, soal pungutan liar (pungli) Anglia tidak menutup diri sering mendapatkannya ketika sedang berjualan. Menurut dia, biaya yang dikeluarkan bisa bervariasi.

"Pungli iya pasti ada. Biaya pungli gitu variasi sih, seperti parkir di mal saja tapi lebih ada charge untuk kebersihan dan lain-lain," jelas Anglia.

Lahan khusus

Di Amerika Serikat, food truck umumnya berjejer di jalanan yang dekat dengan perkantoran atau pusat keramaian. Namun di Indonesia, kebiasaan tersebut tidak bisa diterapkan lantaran sulitnya mendapatkan izin parkir dan kondisi jalanan yang tidak mendukung. Hal ini membuat Endang Nugraha  dari The Roffie berharap pemerintah bisa menaungi bisnis food truck dengan menyediakan lahan khusus berjualan.

"Esensi food truck itu kan sebenarnya di mana saja bisa. Cuma di Jakarta saja susah cari lahan parkir, itu saja masalahnya. Harusnya bisa dipindah-pindah seperti hari Senin di Menteng, besok di Monas, seperti itu. Jadi tidak terlalu takut menjalani usaha juga," jelas Endang.

Sejauh ini, menurut Anglia, para wirusahawan food truck mengakali hal ini dengan membentuk Asosiasi Food Truck Indonesia (AFTI) yang membuat acara sendiri. Kemudian, Anglia berharap juga dengan adanya lahan khusus untuk food truck.

Dengan salah satu alasan, food truck sebenarnya bisa menjadi daya tarik bagi tempat di Jakarta yang sudah mulai dilupakan.

"Setuju sekali pengennya ada area taman-taman yang sudah tidak digunakan bisa buat lahan food truck. Selain menarik crowd bisa juga sebagai relaksasi warga jakarta," kata Anglia.

Lebih lanjut lagi, Anglia berharap adanya kepastian hukum dari pemerintah mengenai lokasi berjualan untuk food truck.

"Kita harapannya kalau di kasih kepastian boleh berjualan di lokasi tertentu dan lainnya silakan, kan lebih enak. Jadi kita kan tidak di samakan dengan PKL. Kita memang street food tapi dasarnya banyak dari perhotelan SDM-nya. Lagipula pasar kita menengah ke atas," kata Anglia.

Endang menambahkan, jika diberi fasilitas ruang, food truck akan jauh dari cap yang tidak baik dari masyarakat. Sebab, kata dia, seringkali ada food truck yang di luar asosiasi tidak berkelakuan baik, seperti kurang memerhatikan kebersihan.

"Fasilitasi ruang lingkup, kita tidak mau dicap buruk di masyarakat. Kalau bisa ada sumber hukum yang menaungi kita yang jelas supaya jika suatu saat ada masalah bisa terbantu,karena ini berhubungan dengan lalu lintas, dan lain-lain," jelas Endang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com