Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah Bukan karena Sentimen Negatif Tiongkok

Kompas.com - 02/03/2015, 18:33 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Ekonom  PT Samuel Asset Management, Lana Soelistianingsih membantah pelemahan nilai tukar rupiah hingga menembus Rp 13.000 per dollar AS disebabkan sentimen negatif dari pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Indikasinya, tidak semua mata uang di kawasan mengikuti pelemahan rupiah. Mata uang Hongkong, Thailand, dan Taiwan tidak mengalami depresiasi nilai tukar. “Kalau karena Tiongkok, harusnya melemah seluruhnya,” ucap Lana kepada Kompas.com, Senin (2/3/2015).

Menurut Lana, pelemahan nilai tukar mata uang Garuda disebabkan oleh melemahnya nilai tukar euro dan yen terhadap dollar AS. Pelemahan nilai tukar rupiah makin diperparah karena ada pembelian dollar AS dalam jumlah besar pada kuartal akhir tahun lalu untuk pembayaran utang. “Rupiah sempat menguat itu karena ada intervensi,” kata Lana.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro meyakini, melemahnya nilai tukar rupiah pada awal pekan ini, Senin (2/3/2015) akibat proyeksi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Menurut Bambang, proyeksi itu berdampak terhadap nilai mata uang negara-negara yang berkaitan dengan Tiongkok, termasuk Indonesia. "Memang kondisi hari ini ada proyeksi yang negatif terhadap pertumbuhan China, jadi mata uang negara-negara yang punya kaitan dengan China yang besar termasuk Indonesia ya melemah," kata Bambang di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin.

Dengan kondisi seperti ini, Bambang menduga Bank Indonesia akan melakukan intervensi pasar jika memang diperlukan. Pada awal perdagangan di pasar spot, Senin (2/3/2015), nilai tukar rupiah melemah hingga menyentuh level 13.000. Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda ini dibuka melemah ke posisi Rp 12.976 per dollar AS, dibanding penutupan akhir pekan lalu pada 12.932. Pada pukul 08.51, rupiah bahkan menyentuh posisi 13.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com