Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Setiap Awal Pemerintahan Baru Rupiah Selalu Menguat, Ini Kok Merosot

Kompas.com - 02/03/2015, 20:22 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ekonom Universitas Indonesia Didik J Rachbini mengaku tak habis pikir mengapa pemerintah seakan-akan membiarkan rupiah terus terjerembab hingga menyentuh Rp 13.000 per dollar AS hari ini. Padahal, biasanya, rupiah selalu menguat saat pemerintahan baru terbentuk.

"Padahal setiap pemerintahan baru, harapan, suasana itu bagus, dan rupiah serta ekonomi juga bagus, ini ko malah merosot," ujar Didik saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Senin (2/3/2015).

Dia mengungkapkan, dalam dua periode pemerintahan sebelumnya, rupiah selalu menguat saat pemerintahan baru itu terbentuk. Memang kata Didik, kala itu ada semacam angin ekonomi dunia yang membuat ekonomi Indonesia terdampak positif.

Namun,peran pemerintah menjaga stabilisasi rupiah dia mulai baik. Sementara pada pemerintahan Presiden Jokowi, Didik belum melihat ada kebijakan yang berorientasi meningkatkan ekspor Indonesia. Hal itu penting lantaran anjloknya rupiah salah satunya dipengaruhi neraca perdagangan.

"Yang penting sekarang ekspor dulu deh diperbaiki, misal ini cari pasar baru misal ke Afrika atau kemana," kata dia.

Pada awal perdagangan di pasar spot hari ini , rupiah melemah hingga menyentuh level 13.000. Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda ini dibuka melemah ke posisi Rp 12.976 per dollar AS, dibanding penutupan akhir pekan lalu pada 12.932. Pada pukul 08.51, rupiah bahkan menyentuh posisi 13.000.

Namun rupiah berhasil kembali berada di bawah level 13.000, dan hingga pukul 16.00 WIB berada di posis Rp 12.970 per dollar AS, atau melemah 38 poin dibanding penutupan kemarin pada 12.932.

Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia hari ini dipatok pada Rp 12.993 per dollar AS, melemah dibanding akhir pekan lalu di posisi 12.863.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com