Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bibit Lobster Dijual ke Vietnam, Ekspor Lobster Indonesia Kian Menurun

Kompas.com - 03/03/2015, 09:43 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir ekspor lobster Indonesia kian menurun, bahkan tahun ini tinggal 10 persen dari sebelumnya. Menurut dia, hal ini dikarenakan bibit anakan (juvenile) lobster Indonesia tiap tahunnya di ekspor ke negara Vietnam dalam jumlah yang tidak kecil, yaitu 8 juta ekor/tahun.

"Jadi selama ini Vietnam ekspor lobster bertambah dari 1.000 ton menjadi 3.000-4.000 ton. Sedangkan Indonesia dari 3.000-4.000 ton menjadi 300 ton saja. Kenapa? karena beberapa tahun terakhir seluruh bibit juvenile lobster diekspor ke Vietnam. Lobster yang sebesar kelingking atau kurang lebih 10 gram diekspor sebanyak 8 juta ekor per tahun. Bila yang 10 gram menjadi 300 gram ketika besar, maka itulah selisih 2.400 ton ekspor lobster Indonesi yang hilang," kata Susi dalam Rakernas Ditjen Perhubungan Laut, di Kemenhub, Jakarta, Senin (2/3/2015).

Untuk mengatasi hal ini, sebut Susi, sebenarnya pihaknya sudah melakukan perjanjian dengan nelayan di Nusa Tenggara Barat untuk membeli anakan (juvenile) lobster dan melepasnya di sejumlah wilayah. Namun, menurut Susi hal tersebut diingkari oleh mereka, ketika dalam minggu ini KKP menemukan adanya penyelundupan juvenile lobster ke luar Indonesia.

"Tapi beberapa minggu ini terindikasi kembali bahwa ada orang dari NTB mengekspor juvenil melalui selundupan lewat pelabuhan. Jadi ketika dari udara kita kencengin (penjagaan) mereka jadinya lewat Padang Bai tadi malam, yang kita razia," kata Susi.

Pencegahan ekspor juvenile lobster ini menurut Susi adalah langkah yang wajib dilakukan. Pasalnya, kata dia, efek dari menurunnya jumlah juvenile di lautan bagian Timur Indonesia akan berdampak hingga ke Jawa lalu ke Sumatera.

"Tapi kalau juvenil di ambil diekspor ya nelayan di Jateng, Jatim, Sumatera, dan Jabar tidak dapat (lobster). Karena lobster itu berawal di Lombok, lalu ketika Mei-Juni bayi-bayinya keluar. Kemudian bulan September di Jawa, November-Desember di Sumatera," terang Susi.

Selain itu, terkait hal ini, Menteri Susi juga meminta langsung kepada Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan yang juga ada dalam raker tersebut, untuk membantu mengamankan beberapa titik rawan.

"Oleh karena itu saya juga minta tolong kepada Pak Jonan membantu kami di beberapa titik rawan yaitu Selat Melaka, Belawan, Batam, Natuna, Bitung, Morotai, atas utara Papua, Halmahera, Arafuru, perbatasan NTT, dan Bali," kata Susi.

baca juga: Menteri Susi Diledek Dubes karena Tak Berani Tenggelamkan Kapal Besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com