Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perum Perhutani akan Kembangkan Sistem Pertanian Terpadu

Kompas.com - 03/03/2015, 14:08 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Perum Perhutani menyatakan bakal menjalin kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada dan Pemprov Jateng untuk mengembangkan sistem pertanian terpadu (Integrated Farming System).

"Terkait Food Estate kita mau tidak mau ikut. Oleh karena itu sekarang Perhutani sedang bekerja sama dengan UGM dan Pemprov Jawa Tengah mengembangkan sistem pertanian terpadu. Baru sampai pilot project dengan lahan 146 hektar di Jawa Tengah, rencananya nanti akan ada lahan  seluas 5.000 hektar di Jawa Tengah (untuk food estate)," kata Dirut Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, Selasa (3/3/2015).

Mustoha mengatakan, pengembangan sistem pertanian terpadu akan menggunakan beberapa konsep, di antaranya adalah zona kawasan hutan adaptif. Menurut dia, nantinya, lahan perhutani akan diberi jarak untuk memberi ruang bagi masyarakat setempat menaman tanaman holtikultura.

"Menggunakan konsep zona kawasan hutan adaptif, di mana jarak tanam yang tidak konvensional bisa 6x2 meter, bisa 10x2. Dengan memperlebar jarak tanam, masyarakat bisa manfaatkan ruang untuk menanam padi atau jagung, sehingga bisa menaikkan produktivitas," jelas Mustoha.

Selain itu, Perum Perhutani juga sudah meneken nota kesepahaman dengan Kementerian Pertanian untuk subsidi pupuk dan benih unggul serta mengembangkan pengolahan secara mekanis melalui hand tractor.

Mustoha mengatakan Perum Perhutani siap menjadi off taker (pembeli langsung) dari petani untuk menghindari pembelian dari pengijon-pengijon. Untuk rencana ini, Perum Perhutani berencana mempunyai anggaran sebesar Rp 200 miliar.

"Perhutani akan bertindak sebagai off taker untuk food estate. Supaya menghindari pengijon-pengijon yang membeli dengan harga murah dari petani. Kita juga akan membangun gudang jika diperlukan," kata Mustoha.

"Perhutani juga mendukung ketahanan daging, baru dikembangkan dan sudah direspon positif. Karena ternyata pengusaha daging kesulitan mencari areal untuk peternakan, dimana Perhutani punya," jelas Mustoha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com