"Kami bicara soal dua proyek, tapi lebih banyak membahas soal proyek di Teluk Bintuni di Papua Barat yang sudah kami kerjakan sekitar tiga tahun ini. Kami harap pemerintah baru bisa memastikan alokasi gas untuk produksi petrokimia kami," kata Lesker, seusai bertemu dengan Wapres.
Menurut dia, pabrik petrokimia yang telah disiapkan di Papua Barat tersebut membutuhkan pasokan gas murni kurang lebih dua trillion cubic feet (TCF) untuk beroperasi selama 40 tahun. Komitmen investasi ini sudah disepakati sejak 2013, atau ketika masa pemerintahan Presiden ke-enam Susilo Bambang Yudhoyono.
Lesker kembali menegaskan bahwa pabrik yang akan mereka bangun di Papua Barat nantinya bisa menyerap ribuan tenaga kerja Indonesia.
"Pabrik kami akan beroperasi untuk 40 tahun, membuka lapangan kerja, banyak infrastruktur, sesuatu yang baik untuk pembangunan di Papua Barat," kata Lesker.
Lesker menyatakan keyakinannyapemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla bisa merealisasikan dukungan RI atas proyek investasi ini. Ia pun optimistis dalam beberapa bulan ke depan pihaknya telah mendapatkan pasokan gas. Lesker juga menegaskan bahwa pihaknya akan tetap melanjutkan komitmen investasi dengan Indonesia tersebut.
"Kami optimis, kalau saya kembali ke Jerman, koper saya berisi keyakinan bahwa kami dapat penyelesaian. Proyek di Papua ini akan membuka ribuan tenaga kerja, kami berjalan ke arah yang baik," ujar dia.
Ada pun Ferrostaal merupakan perusahaan penyedia jasa industri dengan jumlah pegawai 4.400 orang di lebih dari 40 negara. Ferrostaal menyediakan jasa industri di dua area, yaitu Projects (petrokimia, pabrik industri, tenaga solar), dan Services (peralatan, pemipaan, otomotif).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.