Seperti dikutip dari data Bloomberg, hingga pukl 08.53 WIB, mata uang Garuda melemah ke posisi Rp 13.059 per dollar AS, turun 8 poin dibanding penutupan kemarin pada 13.051.
Rupiah kembali dibayangi tekanan pelemahan seiring tren naiknya indeks dollar AS. Indeks dollar AS naik hingga dini hari tadi waktu Indonesia. Penguatan dollar AS juga dibantu oleh pelemahan euro yang dipicu oleh menipisnya surplus neraca perdagangan Jerman.
Bank Sentral Uni Eropa (ECB) memulai kebijakan pembelian obligasi (QE) kemarin dengan perkiraan jumlah pembelian antara 15-50 juta euro, sebuah jumlah yang relatif kecil dibandingkan target 1,1 triliun euro untuk 19 bulan ke depan.
Sementara itu, isu debt ceiling kembali ke permukaan perekonomian AS setelah kebutuhan kenaikan jatah berhutang kembali harus dinaikkan sebelum 15 Maret mendatang.
Pagi ini ditunggu angka inflasi Tiongkok yang diperkirakan naik tipis ke 0,9 persen secara tahunan.
Rupiah kemarin melemah semenjak pembukaan ke atas Rp 13.000 per dollar AS. Pelemahan terhadap dollar AS juga terlihat pada mata uang lain di Asia. Pelemahan rupiah sejalan dengan pelemahan drastis IHSG dan SUN hingga kemarin sore. Imbal hasil SUN tenor 10 tahun naik hingga 7,6 persen.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, penguatan dollar AS di pasar global masih akan menjadi penyebab utama pelemahan rupiah. Rupiah diperkirakan masih akan melemah hari ini dengan kembali menguatnya indeks dolla AS.
baca juga: Presiden dan Kurs Rupiah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.