Pelaksana Tugas (Plt) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Asmawi Syam yakin, layanan bank tanpa kantor ini menjadi salah satu jawaban untuk tantangan keterbatasan akses keuangan. Layanan branchless banking ini juga telah didukung oleh Bank Indonesia, di samping Layanan Keuangan Digital (LKD).
“Ini adalah solusi untuk mengatasi keterbatasan jaringan kerja konvensional. Kini, BRI telah membuka 20.000 agen, dari rencana 2015 sebanyak 35.000agen,” kata dia dalam Microfinance Forum 2015 diselenggarakan Harian Kompas dan BRI, Jakarta, Rabu (11/3/2015).
Asmawi mengatakan, dengan adanya agen ini, lembaga keuangan seperti BRI bisa menjangkau daerah-daerah remote untuk pembiayaan mikro (micro-financing).
Asmawi menjelaskan, saat ini terdapat sekitar 70.000 desa terpencil yang masih membutuhkan akses ke lembaga keuangan. Dia bilang, satu agen branchless banking di BRI bisa melayani dua desa terpencil. Sehingga, BRI menargetkan pada tahun ini sebanyak 35.000 agen.
“Sehingga kita bisa menjangkau seluruh remote area,” kata dia.
Asmawi mengatakan, pemahaman micro-finance berangkat dari keinginan untuk memberdayakan masyarakat grass root yang berusia produktif namun tidak memiliki akses keuangan dan ketrampilan. Akibatnya, mereka justru terjebak dalam kemiskinan.
Dia menuturkan, ada sejumlah hal yang mendukung keberhasilan micro-finance. Pertama adalah keterjangkauan masyarakat, dan kedua adalah keberlanjutan lembaga keuangan mikro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.