Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teruji Tahan Banting, Usaha Mikro Bisa Jadi "Backbone" Perekonomian RI

Kompas.com - 11/03/2015, 13:35 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Staf Ahli Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Destry Damayanti melihat sejauh ini pelaku usaha miko adalah pelaku ekonomi yang sudah teruji tahan banting.

“Pada saat terjadi krisis 2008, dimana banyak negara menunjukkan pertumbuhan negatif, kita tetap tumbuh empat persen,” kata Destry, dalam Microfinance Forum 2015 diselenggarakan Harian Kompas dan BRI, Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Dari sebanyak 57 juta unit usaha di Indonesia, sebanyak 99 persennya merupakan pelaku usaha mikro.

Destry mengatakan, hanya 1 persen saja yang tergolong pelaku usaha keci, 0,1 persen usaha menengah, dan hanya 0,01 persen dari 57 juta atau sekitar 5.000 unit usaha besar. “Pasar mikro ini sangat besar sekali. Sehingga perlu dipikirkan bagaimana kita bisa memberdayakan pasar mikro, sehingga dia bisa menjadi tulang punggung ekonomi kita,” jelas Destry.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yang merupakan salah satu lembaga keuangan yang fokus pada pembiayaan mikro – 75 persen portofolio berorientasi mikro – juga terbukti bisa melewati krisis 1998. Ketika hampir sampir semua bank mengalami tekanan, tak terkecuali bank pelat merah yang besar, BRI nyatanya kata Destry tetap survive.

“Dari seluruh bank yang ada hanya BRI yang bisa survifve, karena dia punya portofolio mikro yang sangat besar,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com