Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Bisa "Trading for Living"?

Kompas.com - 13/03/2015, 08:18 WIB

                                        Ryan Filbert
                                      @RyanFilbert

KOMPAS.com - Pertanyaan ini selalu menjadi buah bibir dan tagline keren dari banyak acara seminar dan kelas saham yang ada di Indonesia dan dunia. Setidaknya pemahaman ini juga sempat melintas di benak ketika saya pertama kali mengenal saham.

Apakah Anda juga pernah mendengar istilah tersebut? Apa bayangan Anda? Mari saya berikan suatu ilustrasi untuk Anda.

Bayangkan, Anda baru saja membuka mata pada pagi hari, di sebuah hotel berbintang dengan kamar yang menghadap pantai. Anda membuka laptop dan mengakses beberapa data saham, lalu Anda membeli beberapa saham dan beranjak untuk sarapan.

Sepanjang siang, Anda berlibur sambil melihat pemandangan pantai serta melakukan olahraga pantai ala film “baywatch”. Setelah selesai bersantai di pinggir pantai, Anda menepi kembali ke kamar hotel dan melihat saham Anda untung!

Merasa seperti berada di dalam sebuah iklan? Ya, itulah yang biasa digambarkan sebagai hidup enak dan santai dengan bermodalkan saham. Apalagi di era modern ini, Anda bisa menggunakan internet dan gadget untuk bertransaksi saham. Ini menjadikan bayangan di atas semakin mendekati kenyataan. Loh, mendekati kenyataan? Bukankah hal itu mungkin?

Ya, hal tersebut memang mungkin, tapi mari saya bangunkan Anda sejenak, sebelum Anda cepat-cepat keluar dari pekerjaan harian Anda dan berdagang saham.

Hal itu tidaklah mudah. Setidaknya, ada beberapa hal yang membuat trading for living tidaklah mudah untuk terealisasi, tapi tentunya juga bukan mustahil untuk bisa dicapai.

Saya ingin Anda berpikir logis sebelum “tertelan” oleh bahasa iklan yang saat ini semakin banyak menghampiri Anda!

Alasan pertama adalah masalah modal. Ada seorang peserta seminar saya yang bertanya apakah dia bisa trading for living. Tentu jawaban saya adalah sangat bisa. Namun ketika saya bertanya berapa biaya hidup orang itu dalam 1 bulan, dia mulai berpikir dan tidak lama kemudian dia berkata, "Mungkin sekitar Rp5 juta, Pak." Oke baiklah.

Pertanyaan saya selanjutnya adalah berapa modal yang siap digunakan untuk trading di bursa saham, dan dia menjawab Rp10 juta. Apakah hal ini mungkin? Ya, lagi-lagi jawabannya adalah mungkin saja.

Namun mari kita berbicara realistis. Mari berhitung bersama, dengan uang Rp10 juta, berapa persentase keuntungan yang dibutuhkan untuk mendapatkan Rp 5 juta? Ya, 50 persen. Artinya, dalam 1 bulan, Anda perlu meraih keuntungan 50 persen. Apakah hal itu berat? Bisa ya dan bisa tidak.

Namun  ada beberapa hal sederhana yang Anda harus ketahui, bahwa kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun 2014 adalah kurang lebih 28 persen dalam setahun, meski memang ada saham dengan kenaikan di atas 100 persen pada tahun 2014. Artinya, tugas Anda adalah menemukan satu saham yang naik secara fantastis setiap bulan, dan percayalah, hal itu sangat berat.

Artinya, trading for living erat kaitannya dengan besarnya modal Anda di awal dan berapa besar biaya hidup (living) Anda, masuk akal?

Hal kedua yang perlu kita ketahui yaitu menghitung keuntungan Rp 5 juta dari modal Rp 10 juta menunjukkan pengaturan keuangan untuk transaksi saham (money management) yang kurang sehat. Mengapa? Apakah Anda pernah membeli sesuatu dengan keseluruhan modal Anda?

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com