Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Jepang Bangun 1.000 Megawatt Listrik di Papua

Kompas.com - 18/03/2015, 14:30 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Japan Gasoline Co. Ltd (JGC) berencana membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 1.000 Megawatt di kawasan Papua. Pada Rabu (18/3/2015), Chairman Emeritus of JGC Group Yoshihiro Shigehisa menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk meminta dukungan pemerintah atas rencana investasi tersebut.

"Kami sedang mempersiapkan investasi untuk beberapa investasi di Indonesia, di elektronik power supply (pembangkit listrik) sebagai cadangan untuk generasi kita berikutnya, bukan mengimpor dari negara lain," kata Shigehisa di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu.

Untuk tahap awal, JGC akan membangun pembangkit listrik di kawasan Sorong dengan kapasitas 50 megawatt.

Menurut Presiden Direktur PT JGC Coal Fuel Tetsuo Fujita, nilai investasi untuk pembangkit listrik 50 megawatt di Sorong tersebut kurang lebih 200 hingga 300 juta dollar AS. Ditargetkan, pada tahun ini JGC sudah memulai proyek di Sorong tersebut dengan mempersiapkan lahan atau (groundbreaking).

Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi mengatakan, pembangkit listrik yang akan dikembangkan JGC ini mengolah batubara kualitas rendah untuk menjadi tenaga listrik dan minyak Batubara tersebut banyak terdapat di kawasan timur Indonesia.

"Dia ambil dari sana juga, daerah-daerah sana karena itu batubara sama sekali ewnggak dipakai, terlalu rendah kualitasnya untuk dieskpor. Untuk buat listrik di sana untuk Indonesia bagian timur," ucap Sofjan.

Ia mengatakan, proyek pembangkit listrik ini dimulai dari kawasan timur Indonesia karena paling banyak kawasan yang kekurangan listrik. Selain menjajaki investasi dengan Indonesia dalam pembangunan listrik, JGC berencana membangun receiving terminal untuk gas alam cair (LNG) di Indonesia. Menurut Shigehisa, Wapres Jusuf Kalla menyambut baik apa yang ditawarkan JGC.

"Dia menyambut baik, tapi selalu saya yakin kalau anda berupaya di investasi ini maka kerja sama akan semakin berkembang. Yang Anda butuhkan adalah infrastruktur dan salah satunya adalah listrik dari kami," papar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com